"Waktu kaka dong pulang dari Italia, kaka latihan dengan Persipura di Kotaraja Dalam to?" kata saya lagi.
"Iyoo, betul."
"Waktu saya lihat kaka Elie latihan sendiri, kalau tidak salah karena Bernd Schumm meminta kaka dilatih terpisah. Saya ada di situ."
Kaka Elie kembali menjawab."Hormaat, hormaat."
Saya tersenyum. Saya bukan fans kaleng-kaleng to, kaka? Tapi kata-kata ini hanya ada di dalam rongga dada yang dipenuhi sukacita.Â
Setelah percakapan ringkas ini, saya pamitan mau ke lantai 5.Â
"Kaka, terima kasih banyak."
Elie Aiboy menjabat tangan saya dengan erat, sembari mengucapkan lagi, "Hormat, hormat."
Saya berlalu dengan sumringah. Rasa-rasanya, minggu pagi ini bukan hari yang biasa. Saya telah bertemu kembali dengan seorang pesepakbola berbakat sejak masa remaja. Dan, yang sama pentingnya, seseorang putra Papua yang tetap rendah hati.Â
Sukses dan selalu sehat, Kaka Elie Aiboy.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H