Benang merah abadi itu adalah saya, Tanah Papua dan Sepakbola.
Saya boleh plesiran kemana-mana tapi kembali membicarakan Papua (sekurang-kurangnya sebagai ingatan yang melatari) atau kepada sepakbola akan selalu berulang. Terlebih-lebih lagi, kembali kepada "saya", sebagaimana seringkali menyamarkan diri dalam seolah-olah puisi, cerpen atau segala sesuatu yang ingin disampaikan dengan---mengikuti Sapardi Djoko Damano---"Bilang Begini, Maksudnya Begitu".
Melampaui semua itu, kepada semua yang sudah tercatat sepanjang tahun ini, kita masih baik-baik saja.Â
Kita memang tidak pandai setinggi langit, tapi Kompasiana memberi kita ruang agar tidak lekas-lekas hilang dari sejarah. Di hadapan teka-teki nasib, perbuatan-perbuatan, umur dan kekuasaan yang berpikiran pendek.
"Tahu kau mengapa aku sayangi kau lebih dari siapa pun? Karena kau menulis. Suaramu takkan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari."- Pramoedya Ananta Toer
***
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI