Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"Avatar 2: The Way of Water", Cerita dari Epos yang Kering

15 Desember 2022   22:22 Diperbarui: 16 Desember 2022   13:37 1967
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film Avatar 2: The Way of Water | Foto: Facebook Avatar via Kumparan

Maka di edisi anyar ini dikerjakan oleh Russell Carpenter--sosok di balik sinametografi Titanic (1997) dan mendapat piala Oscar karenanya. 

Dari sedikit nama-nama di atas, Avatar tahun 2009 berhasil meraih 9 nominasi Oscar dan memenangkan tiga kategori: Best Art Direction, Best Cinematography, dan Best Visual Effect. Jadi, apakah Avatar 2 bakalan menempuh jalan sukses yang sejajar?

Entahlah, saya tidak seyakin itu. Yang jelas Avatar 2: The Way of Water adalah kisah perlawanan dari suku-suku dengan lansekap laut (seascape) sebagai arena tarungnya.

Lantas, apakah perpindahan lansekap ini cukup berhasil? 

Apakah ia mengerjakan pengalaman sinematik yang lebih segar walau ide cerita masih berkutat dengan epos sepasang kekasih, Jake Sully dan Neytiri dalam melawan imperialisme bangsa dari atas langit? 

Pertanyaan di atas akan dibahas menurut keawaman selera milik saya. 

Menengok Masa Lalu Pandora. Kita tidak mungkin membicarakan yang kedua ini tanpa mengenang kisah di Avatar tahun 2009 lalu. Kita harus mengetahui jejak-jejak awal dari krisis ini. 

Pada mulanya adalah Pandora, sebuah ruang hidup yang merepresentasi peradaban suku penghuni hutan dengan kekayaan biodiversitas yang mengesankan. Ada pepohonan besar yang lebat, rapat dan gugusan karang yang gelantungan di angkasa. 

Ada banyak sekali jenis hewan purba, buas hingga tetumbuhan yang bisa mengeluarkan cahaya; seolah-olah kumpulan bintang yang dilahirkan dari dalam tanah. Pandora adalah surga kecil.

Kekayaan alam yang seperti itu dilengkapi oleh laku hidup suku Na'vi, indigenous people-nya Pandora. Manusia Na'vi memiliki kearifan dan laku hidup yang masih menjaga kepatuhan kepada dunia leluhur, tempat dimana mereka mencari jawab atas krisis dan masa depan. 

Di sana, ada juga semacam pohon arwah yang memungkinkan kesadaran mereka yang masih hidup tersambung ke dunia jiwa-jiwa yang sudah meninggal. Kearifan hidup seperti ini menjaga harmoni masa lalu dengan hari ini sekaligus menjadikan hutan sebagai pusat kehidupan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun