Saya juga tak tahu jawabannya.Â
Keenam, kita memang tidak lantas seketika merevisi harapan dan kepercayaan kepada angkatan muda karena pertunjukan baku hantam yang semestinya tidak terjadi di forum pengusaha muda. Lagi pula, masa iya saya merevisi harapan dan kepercayaan terhadap diri sendiri?
Tapi dengan kejadian di forum politik Munas Hipmi yang ke-XVII itu, ketika baku hantam masih bisa terjadi. Bagaimana dengan forum politik dimana isinya jelata yang mudah sekali menggadaikan loyalitasnya kepada tokoh politik tertentu. Bahkan merelakan apa saja sebagai pertaruhannya. Â
Atau kita semestinya tidak menarik kesimpulan langsung dari keberadaan jelata dan politik yang rentan adu fisik. Atau jangan-jangan banyak jelata malah lebih selow dan cenderung masa bodoh saja.Â
Atau, kita mestinya berkata jujur saja bahwa yang dikenal sebagai kelompok Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) barulah kuat dalam berhimpunannya, bukan mentalitas pengusahanya.Â
Atau karena pengusaha itulah, mereka bisa menggunakan apa saja ketika kebuntuan membayang di depan mata. Mereka memiliki sumberdaya yang cukup untuk itu.Â
Atau...
Ah, lama-lama malah pusing sendiri menduga-duga mengapa bapak-bapak muda pengusaha itu bisa memutuskan baku hantam.Â
***Â Â Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H