Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Baku Hantam Ala Himpunan Pengusaha Muda

22 November 2022   13:46 Diperbarui: 22 November 2022   15:01 546
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ricuh di Munas HIPMI yang diselenggarakan di Solo | (Kompas.com/Istimewa)

Kedua, bayangkanlah bapak-bapak muda pengusaha itu, yang rata-rata berumur empat puluhan. Mereka rapi, kelimis dan pasti menebar aroma berupa-rupa parfum. 

Kemudian beberapa di antara mereka memutuskan baku hantam tangan kosong. Setidaknya, baku hantam itu memiliki cara yang lebih sportif, tidak menyasar sembarang korban. 

Tak ada kursi terbang, tak ada pejabat tinggi yang diungsikan. Tak ada bau menyengat, tak ada topik pilihan kompasiana. 

Maksudnya adalah kekacauan seperti ini adalah kekacauan yang harum dan penuh kerapian. 

Kekacauan khas kelas menengah yang pecah di sesama mereka. Di beberapa kasus--serupa penutupan Mcdonald di Sarinah, Jakarta--kelas menengah memang suka bikin hal-hal yang absurd, sih.

Ternyata kerapian dan keharuman memang tidak bisa menyamarkan kebengisan, seperti apapun kekuasaan berusaha memanipulasinya, hmmm.

Ketiga, kumpulan para pengusaha muda yang rapi, kelimis dan harum itu baru saja menerima wejangan-wejangan penuh optimisme. Wejangan yang menitipkan kepada mereka masa depan bangsa yang besar ini. Di hadapan krisis sisa-sisa pandemi Covid-19 dan Perang Rusia Vs. Ukraina masih membuat muram ekonomi dunia. 

Sebagaimana dikatakan Ganjar Prawono, Gubernur Jawa Tengah, seperti yang dirilis Kompas.com:

"Bareng dengan pemerintah membuat pelatihan-pelatihan, membangun jejaring-jejaring, memberikan akses-akses sehingga banyak nanti pengusaha-pengusaha muda yang muncul. Kita butuh banyak sekali pengusaha muda di Indonesia."

Kita terus curiga bahwa (sangat sering) kalimat-kalimat petinggi yang penuh optimisme itu tidak nyambung dengan situasi (politik) di internal organisasinya. 

Memang tidak ada keharusannya juga para petinggi itu memahami kerumitan di organisasi pemuda karena seringkali merekalah penyebab kerumitannya, terlebih menjelang pemilu, hihihi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun