Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"The Gray Man", Cerita Usang tapi Perlu

24 Agustus 2022   14:13 Diperbarui: 28 Agustus 2022   15:02 850
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yang paling menonjol adalah adegan yang menunjukan energi dari kegilaan dan brutalitas seorang Lloyd Hansen. Energi yang mana dihidupi oleh gairahnya akan penghancuran yang total. Gairah khas seorang sosiopat yang mengerikan. 

Kengerian (sekaligus kekonyolannya) tergambar ketika pasukan elite yang dimobilisirnya gagal menghabisi Six lalu tinggal menyisakan Praha yang berantakan, Lloyd baru menelepon seorang agen yang berasal dari Tamil. 

Seorang diri, si agen non-Barat ini berhasil merampas file tersebut dari tangan Six dan Dani lewat perkelahian tangan kosong. 

Peristiwa perburuan Praha yang gagal ini bahkan dikomentari rekan perempuannya, yang juga cantik, ambisius, dan lagi-lagi alumnus Harvard, sebagai peristiwa pengambilahan aset paling memalukan sepanjang sejarah dan akan diajarkan di buku pelajaran sekolah. 

Kita terus disadarkan, tentu bukan pertama kalinya, bahwa sosok seperti Lloyd Hansen adalah kegilaan yang eksis. 

Dirinya adalah refleksi dari kekuasaan intelijen yang megalomania, menikmati kekejian tiada tara, dan bersembunyi di ruang-ruang dingin, bersama sumber daya berlimpah, dan ambisi akan kepatuhan yang total atau penghancuran yang sama.

Sebuah citra diri khas yang merasa harus menjadi adidaya, bukan? Itulah mengapa The Gray Man terasa usang namun masih perlu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun