Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Mati Konyol Ala Juventus

17 Maret 2022   11:14 Diperbarui: 18 Maret 2022   09:01 1413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wajah lesu pemain Juventus setelah disikat Villareal 0-3 pada leg kedua babak 16 besar Liga Champions di Allianz Stadium, Turin | Foto: juventus.com 

Dan menit ke 78, petaka itu datang. Rugani yang dipinjamkan kesana kemari demi menit bermain dan tumbuh kembang pengalaman malah memaksakan tekel konyol di dalam kotak 16. 

Tidakkah dia sadar waktu sudah masuk injury time?

Tidakkah di hadapan Unai Emery yang langganan juara di liga Eropa, apa yang menyelamatkan Juventus di level domestik hanya menjadi mati konyol yang tragis?

Oleh karena itu, dengan mengacu pada mazhab Allegri yang makin ke sini makin meyakini yang penting tidak kalah, mengharapkan Juventus melakukan epic comeback di 20 menit terakhir babak ke dua adalah peristiwa mustahil. Tapi saya tetap menunggu Vlahovic membuat sedikit keajaiban.

Sementara itu indikasinya jelas terpampang. Striker yang bikin huru-hara di hati fans Fiorentina ini hampir tidak menyentuh bola. alih-alih menciptakan ancaman. Dua tembakan ke gawang Geronimo Rulli hanya terjadi di babak pertama. 

Morata? Sudahlah. Masih tak tahu caranya menciptakan kesempatan dan keseringan kalah duel; setali tiga nasib.  

Paulo Dybala? Pergantian yang dilakukan lebih menegaskan kepanikan ketimbang kemungkinan solusi. Moise Kean? Dia membuat kita tahu tersingkirnya Juventus adalah keniscayaan. 

Singkat kata, respon panik Allegri hanya menambah daftar nama mereka yang dimainkan di malam yang mengenaskan. Malam yang menghina seluruh pemuja Allianz Stadium. 

Post-match

Bos Andrea Agnelli terpantau hanya bisa mengela nafas berat di antara asap cerutu yang dihisapnya. Entah kekecewaan jenis apa yang berusaha diserapnya.

 Yang jelas, semoga dihabisi oleh Vallareal seperti ini membuat konservatisme dalam dirinya, juga Pavel Nedved, segera terasa menjijikan dan harus dihentikan. Konservatisme yang tak semata ketinggalan zaman!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun