Bagian selanjutnya sebaiknya dimengerti sebagai jalan panjang perubahan.Â
Alasan ketiga, kamu terlanjur mencintai basket. Jadi kamu tetap harus memiliki sepatu walau tak berbakat sama sekali. Jadi kamu merengek kepada ibumu.Â
Kamu ingin sekali memiliki Eagle atau setidaknya Kasogi. Tidak usah sekelas Nike atau Adidas yang harganya selangit.Â
Tapi ibumu hanya bisa memberikan sepatu di pasar yang mereknya terdengar seperti nama sebuah band. Sepatu yang hanya bertahan 3 bulan sebelum tapaknya terlepas dan menganga.
Menjelang setahun di klub basket--kamu tetap membayar iuran dan setia latihan walau bakatmu tak berkembang!!--kamu mulai berpikir untuk fokus saja ke sepak bola. Jadi kamu terus mendaftar ke klub sepak bola amatir dan tidak terdaftar resmi. Saat itu juga tak ada kompetisi usia remaja.Â
Alasan keempat, kamu memutuskan untuk fokus. Akan tetapi alasannya bukan karena mengacu pada wasiat Warren Buffet yang pernah berpesan di era campur baur begini perkuat lingkaran kompetensimu.Â
Dengan sepak bola, kamu merasa kemampuanmu berkembang. Masalahnya masih sama, kamu juga tak memiliki sepatu yang pantas. Maka kamu pergi menemui Om-mu, seorang guru olahraga SMA. Dia masih menyimpan sepatu adidas angkatan Franz Beckenbauer. Seluruhnya terbuat dari kulit dan mulai mengeras.Â
Kamu mencobanya. Ukurannya pas tapi menyakitkan karena kaku dan bentuknya telah menyerupai kaki milik tuan sebelumnya. Tapi kamu kadung jatuh cinta. Maka dengan Adidas warisan, kamu memulai latihan walau tak pernah bisa masuk Persipura junior.Â
Lama berlalu, kamu tak memiliki kebiasaan berolahraga lagi yang khusus. Kamu tidak pernah lagi "bermasalah dengan sepatu".
Hingga nasib menuntunmu tiba di jenis pinggiran yang lain. Di hadapan sungai dan hutan gambut. Alasan kelima: Sebuah gaya hidup sedang dipopulerkan. Berlari namanya. Tahun 2018.
Kamu berpikir dengan masa lalu di klub basket dan sekolah sepak bola amatir-tidak-resmi, ada modalitas yang memudahkan untuk adaptasi. Di asumsimu, mencapai 5 kilometer adalah perkara remeh. Kamu hanya perlu mengaktivasi otot-ototmu saja.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!