Kemarin Selasa, yang membentang di atas gunung Klabat, Airmadidi hanyalah mendung, angin dingin dengan sesekali gerimis. Pagi terasa suram, tak sekadar malas dan pengennya dipeluk.Â
Tapi Mahardika tetap meminta keluar rumah, "Sudah lama kita tidak beli snack, Yah."
Padahal selalu diingatkan pesan bu dokter yang sering dikunjungi jika Mahar kurang sehat. "Kurangi snack. Perbanyak makan buah. Ibu bisa beli buah jeruk atau buah apa saja. Yang penting dia suka," terang dokter kepada bundanya.
"Jeruk itu asam, tahu." Eh buset, tiba-tiba nyeletuk ini bocah 4 tahun sambil menepuk jidat. Seolah mengatakan, masa yang begini saja dokter gak tau.Â
Dokternya mau ketawa juga tapi lebih memilih menjelaskan. Jeruk bukan cuma manis dan asam. Ada juga yang pasang surut, kayak Juventus kesayangan ayahmu. Hmm.
"Kan sudah dilarang dokter." tegas saya lagi. "Sudah lama kita tidak beli snack, Ayah." Balasnya keukeuh. Begitulah terus. Kesepakatannya: saya akan ke Alfamart untuk beli popok.
Maka berangkatlah. Gerimis masih turun. Tapi mesti mampir dulu ke Automatic Teller Machine milik Bank Mandiri. Dulu, gerainya tersebar di tiga titik. Entah karena alasan apa sekarang tersisa di satu tempat.Â
Kadang-kadang tak bisa berfungsi juga, aneh. Jadi mesti ngantri lebih lama.
Di depan saya, ada seorang bule dan seorang ibu. Parkiran lumayan sesak. Hari yang sibuk rupanya.
Giliran saya. Melangkah mantap, mengeluarkan kartu dan menatap layar. Wah, ada gambar bapak menteri Erick Thohir dengan tulisan besar AKHLAK. Segenap Interisti semestinya tahu dong kalau mantan bosnya ini sedang meletakkan spirit baru Badan Usaha Milik Negara (BUMN).Â