Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Mengenang "Kiwi", Casuarius yang Menemani Masa Kecil di Serui

12 November 2021   12:06 Diperbarui: 12 November 2021   14:55 988
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Burung Kasuari.| Sumber: Shutterstock/mosista via Kompas.com

Kota Serui, kabupaten Yapen Waropen sebelum Otonomi Khusus. Papua tahun 1980-an akhir. 

Pada suatu pagi, saya terbangun dengan pemandangan yang lucu. Ada seekor binatang, tak bersayap dan tanpa memiliki ekor. Bulunya agak kasar, berwarna kuning kecoklatan dengan garis-garis berwarna coklat gelap. 

Kakinya agak panjang, kulit lehernya berwarna biru. Matanya coklat kehitaman. Perangainya aktif. Ia selalu berlari dan berlari. Seperti anak ayam saja. 

Kami kemudian memanggilnya "Kiwi". Om saya yang bertugas di pedalaman yang membawanya ke Serui. Mungkin mendapat cinderamata dari penduduk atau menyitanya dari penyelundup, entahlah. Yang jelas, Kiwi telah tiba di rumah dan harus berbagi ruang pada sebuah kandang bersama beberapa ekor itik, kambing, dan ayam. Rumah yang ramai.

Almarhum bapak sangat gemar bertani dan beternak, sesekali bertukang. Kesenangan khas anak desa ini merupakan identitas yang terus hidup melengkapi panggilannya sebagai guru. Identitas yang telah terlibat membentuk masa kecilnya di sebuah sudut Kulonprogo yang tenang. 

Beliau ingin berbagi jejak itu sejak kami masih kecil, terutama saya sebagai yang tertua. Saya harus memastikan bahwa setiap hari rombongan kecil itik sudah bermain di kali kecil yang melintas di depan rumah; ayam-ayam sudah makan dan kembali ke kandang, juga kambing harus kembali masuk ke kandang sesudah diikat di lokasi yang tebal rumputnya sebelum kumandang adzan magrib. 

Sekarang ditambah lagi dengan Kiwi. 

Kiwi hadir di masa-masa ini, sebagai "jenis yang berbeda", kalau bukan spesial. Tapi Kiwi bukan satu-satunya yang spesial. Ada juga seekor Kasturi kepala-hitam (Lorius lory) yang sudah pintar mandi sendiri dan meniru suara. Dan seekor Kakatua Jambul Belerang (Cacatua galerita) yang memang cerdas. 

Mengapa mereka bisa ada di rumah? Saat itu tahun 80-an, dan Om saya...

Saya ingat Kiwi sangat suka melahap buah pisang. Kiwi kecil, yang mungkin baru beberapa minggu dipisah dari induknya, memakan pisang yang sudah dipotong menerupai dadu. Dia memakannya dengan sangat cepat, seolah-olah yang ada di perutnya hanyalah rasa lapar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun