Kemenangan Giovanni Simeone, dkk menegaskan trend buruk domestik Juventus mazhab Allegri yang konservatif itu.Â
Jenis konservatisme sebagaimana yang sudah saya sampaikan di Demikianlah Juventus Mazhab Allegri Itu... Ada sedikit optimisme di artikel itu mengingat pengalaman kepelatihannya yang panjang di Serie A.
Salah satunya adalah pendekatan yang tepat manakala mengambil alih kepelatihan Conte. Allegri tergolong yang sukses dalam mengelola transisi-paskadominasi-domestik (kalimat yang diulang-ulang selalu, heuheu).
Kinerja awal musim Allegri juga sempat disebut membuat Juventus jauh lebih solid dan efektif, dibanding yang dikerjakan Pirlo dahulu. Namun, dua kekalahan beruntun dari Sassualo dan Verona menunjukan ada fundamental yang tak juga beres.
Dengan kata lain, musim kali ini sepertinya bukan situasi yang mudah sesudah dua musim Allegri absen melatih. Â Atau, jangan-jangan sedang mengalami perkembangan ke arah krisis?Â
Kita bisa menyebut situasi krisis adalah manakala sistem Allgeri gagal menjalankan fungsi-fungsi secara baik, berkembang dan maksimal dalam pencapaian target. Atau jika ditilik dari arah eksternal, sistemnya gagal mengenali dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan atau atmosfer persaingan serta perubahan dari identitas yang berkontestasi.
Misalnya dengan gagal mengenali "atraktivisme merusak" yang sedang tumbuh bersama Internya-Simone Inzaghi, stabilitas yang makin dewasa dari Milannya-Pioli atau "dinamisme konstan" yang bekerja di Napolinya-Spaletti.Â
Dengan keluhan Mourinho perihal komposisi skuadnya yang tak memungkinkan rotasi yang seimbang, AS Roma rasanya sudah tidak layak disebut sebagai kandidat pemburu scudetto.