"We had prepared this approach, to be very aggressive, press Milan high and not let them get into their rhythm. We wanted to stop them playing and it was the perfect performance- Simone Bastoni, bek kiri Spezia.
Di giornata ke-22, situasi di luar perkiraan terjadi. Tapi bukan karena Juventus ditekuk Napoli.Â
Mari kenali atmosfir psikologinya. Napoli memang wajib memang. Pertama, mereka bertindak sebagai tuan rumah dan di stadio Diego Armando Maradona, janganlah harga diri Insigne, dkk diinjak-injak. Kedua, masa depan kepelatihan Rino Gattuso yang terancam karena hasil buruk sebelumnya.Â
Sehingga itu, saya juga tidak kaget atau mengutuk secara berlebihan aksi unfaedah dari tangan Chiellini di menit ke-30. Aksi yang memaksakan penalti dari wasit Daniele Doveri dan satu-satunya gol Napoli.Â
Di luar hasil yang mengenaskan ini, pasukan Pirlo jauh lebih banyak menciptakan tembakan ke gawang. Tercatat 24 tembakan berbanding 4. Termasuk penguasaan bola yang menembus angka 62, 4% berbanding 37,6%. Napoli hanya sedang beruntung. Alex Meret, sang kiper, memang sedang jauh dari seret.Â
Semoga kemenangan tidak menarik ini menjauhkan Gattuso dari pemecatan. Pendek kata, Gattuso kali ini sukses menerjemahkan situasi kritis kepada titik normal lagi.Â
Karena itu juga, mari melihat AC Milan yang kembali gagal menjaga momentum positif dan memastikan batas aman jarak di klasmen.Â
Melawan Spezia di Alberto Pico, Ibra,dkk harus tumbang dengan skor 2:0. Partai yang disangka akan menjadi sansak bagi para pemburu gol Milan ternyata berjalan setara. Jika kita merujuk pada level penguasaan bola kedua tim, Milan tidak dominan karena hanya bisa unggul tipis, 53,7%. Mereka bahkan kalah dalam menciptakan ancaman. Cuma bisa menciptakan 7 tembakan sedang Spezia 17 kali.
Spezia, semestinya memang tidak dilihat sebelah pandang. Tim yang baru pertama kali main di Serie A di musim 2020-2021 ini sudah mengalahkan Sassuolo dan mendepak AS Roma dari Coppa Italia. Peringkat mereka di klasmen pun tiga strip di atas zona degradasi yang dihuni Crotone, Parma dan Cagliari. Capaian 6 kemenangan, 6 imbang dan 1o kekalahan hingga pekan ke-20 adalah hasil yang lebih baik dari klub yang berdiri sejak 1906 ini dibandingkan Fiorentina (16) dan Torino (17). Terumasuk sesama klub promosi, Benevento.Â
Vincenzo Italiano, sang allenatore, mengatakan jika kemenangan atas Milan merupakan pertandingan terbaik dalam karirnya. Selain itu, intensitas dan agresi yang ditunjukan anak asuhnya selama 10 menit adalah ihwal yang memuaskan. Kemenangan yang luar biasa dan meningkatkan semangat tim.Â