Apa yang tidak dimiliki Conte di Inter yang
tidakdimilikinya saat di Juventus dulu?
Tidak ada Juventini atau bahkan pemuja sepak bola Italia zaman kiwari yang bisa mengabaikan fakta bahwa peletak dasar dari sejarah dominasi domestik Juventus di satu dekade terakhir dimulai dari tangan dingin pelatih kelahiran 31 Juli 1969. Tangan dingin Conte menandai kebangkitan Nyonya Tua sesudah skandal calciopoli yang menjijikan itu.Â
Tentu saja kebangkitan ini tidak berdiri sendiri. Namun bergandeng tangan dengan kebijakan di sektor bisnis klub dan imajinasi masa depan yang diproyeksikan sebagai Juventus modern.Â
Lantas, apa sebab di Inter Milan, tangan dingin itu tidak maksimal? Sekurang-kurangnya jika melihat hasil yang dicapai di liga Champions dan Coppa Italia barusan.
Dibanding Allegri kala membesut Juventus, Conte memang tidak terlalu lama bisa bertahan di liga Champions; taktiknya seperti usang dan mudah lesu darah. Baik di Juventus maupun Chelsea atau Inter Milan. Di pertarungan para elite Eropa, kualitas taktikal lelaki yang mulai melatih "il Nerazzurri" sejak 2019 ini seperti pelengkap penderita belaka.
Tapi berbeda situasinya dengan perburuan gelar domestik, seperti Coppa Italia. Saat masih membesut Andrea Pirlo, dkk di tahun 2012, pelatih yang karirnya dimulai sejak 2006 ini pernah menjadi pelatih pertama yang membawa Juventus ke final Coppa Italia sesudah era Marcello Lippi di tahun 2004. Â
Lalu, sesudah era Capello di musim 2006-2006, Conte menjadi pelatih pertama lagi yang sudah menyandingkan dua gelar domestik. Juara Serie A sekaligus Coppa Italia.
Pun saat hijrah ke daratan Inggris Raya di tahun 2016. Di musim perdananya, Chelsea sukses menjuarai English Premier League. Disusul juara piala FA di musim kedua. Sebagai debutan di liga yang paling ketat sedunia, filosofi 3-5-2 bertarung dengan baik. Conte bahkan sukses sebagai pelatih pertama Italia yang 3 kali secara beruntun memperoleh "Premier League Manager of the Month" di 2016.
We scare the opponents and today we scared Juve!Â
Conte bilang begitu sesudah tersingkir dari semifinal Coppa Italia. Semifinal yang sarat drama dan dipanasi oleh aksi "Jari Tengah" Conte kepada Agnelli. Inter mungkin sudah menakutkan musuh-musuhnya tapi sepak bola bukanlah festival tahunan Hallowen. 😋