Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"John Wick-Parabellum" dalam Lima Catatan

27 Mei 2019   05:27 Diperbarui: 28 Juli 2019   08:37 3008
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam bahasa yang lain, kematian ditakuti bukan karena kematian itu memisahkan manusia dari dunia; menegaskan yang fana pada eksistensi manusia. Bagi jiwa dengan perasaan cinta sekukuh John, kematian menjadi mengerikan karena itu pintu bagi musnahnya kenangannya atas Helen. 

Harus ada yang terus hidup untuk menjaga ingatan bertarung melawan jebakan waktu.

Sebab selemah-lemahnya pernyataan cinta adalah mereka yang lekas-lekas merelakan kenangan itu perlahan terlupakan bersamaan dengan datangnya waktu, peristiwa dan orang-orang. Wahai!

Keempat, kesetiaan dan pelayanan. Dua etis ini adalah fundamen bagi kelompok yang hidup dari kekerasan ke kekerasan. Sebagaimana prinsip Vendetta dan Omerta dalam masyarakat mafia Italia. Tanpa itu, mereka bukan saja tak akan bertahan lama, mereka bahkan sulit dibayangkan mengada. 

Dalam John Wick-Parabellum, kesetiaan dan pelayanan juga sekilas ditampilkan bertingkat dan rahasia, semacam organisasi Spectre di James Bond. Termasuk bagaimana ia bekerja mengendalikan sebuah kota, memberi batas pada kuasa yang tumbuh di dalamnya. Misalnya dengan memposisikan hotel Continental sebagai area netral: tidak boleh berbisnis di dalamnya. Tidak ada yang baru.

Yang sedikit terasa menggelitik, ketika John memotong jari manis dimana cincin perkawinannya berdiam di sana sebagai perlambang sumpah setianya pada High Table (yang tuan tertingginya justru berdiam di gurun gersang!), yang tampil di mata saya justru sebuah kode pemberontakan. Memotong jari yang seperti itu, terlebih jari manis dimana kenangan Helen menyimbolkan dirinya di sana, lebih mirip sebagai pesan akan kedukaan yang abadi. 

Sebagaimana bentuk ungkapan duka masyarakat suku Dani di pegunungan Papua.

Dengan begitu, yang sedang terjadi adalah sebuah penegasan bahwa hidup dalam menanggung penderitaan karena kematian Helen kini akan diabdikan melawan kelompok mafia terkuat. Jadi, John melakukan aksi menyiksa diri seperti itu untuk menegaskan bentuk tertinggi dari Seni adalah Penderitaan. Sehingga bisa dimengerti, mengapa sikapnya segera berbalik arah di depan Adjudicator. Bukan karena argumentasi Winston yang menolak pensiun. 

Kelima, imajinasi sesudah Parabellum.

John Wick 4 akan dirilis 2021, begitu kabarnya. Dari akhir yang menampilkan adegan John Wick yang marah dan merasa dikhianati Winston bergabung dengan Bowery King, bos jejaring pemulung yang juga menolak tunduk pada High Table. John Wick akan kembali dengan perlawanan dari bawah tanah.

John Wick akan muncul dengan target merontokan High Table, bukan sekadar Winston yang selalu cerdik mengail di air keruh. Sofia yang sukses tampil sebagai perempuan dengan kemampuan menanggung penderitaan di akting Halle Berry kemungkinan akan bergabung. Mungkin akan tampil seperti Bane, yang memulai perlawanan terhadap kuasa Batman dengan membangun basis di terowongan bawah tanah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun