Aku baru saja membaca film tentang Papillon, seorang Perancis yang melarikan diri dari penjara di tanah koloni. Guyana Perancis namanya. Cerita pelarian yang dituliskan lalu diadaptasi ke dalam film. Kau jelas tidak bertanya tapi aku harus cerita.Â
Papillon bukan seorang anarki; hidup tanpa ideologi. Dia penjahat dari jenis yang elite: tukang bongkar brankas, bergaya hidup kelas menengah kasta foya-foya.
Dia punya cinta dari perempuan yang tabah-sebelum segalanya musnah karena penjara, zaman berubah, menjadi miskin adalah malapetaka dan siapa yang bisa bertahan menunggu sesuatu yang simpang siur?
Tinggallah Papillon alias Henri Charrire dengan perjuangannya. Menghadapi dingin penjara dan rencana-rencana pelarian yang berantakan. Satu dekade berusaha membebaskan diri. Dia akhirnya berhasil lari, membuat novel dua seri tentang epos sendiri. Kemudian mati 29 Juli 1973. Di tahun yang sama, sebuah film dibuat karena ceritanya. Di tahun kemarin, dibuat lagi film dari cerita yang sama.Â
Kali ini Charles Matthew Hunnam yang menjadi Papillon alias Butterfly. Charles Hunnam adalah si Arthur dalam Legend of The Sword sebelum ini. Dalam arahan Guy Ricthie, Hunnam membuat Arthur terlahir lebih segar, kekinian dan yang paling penting adalah menganut jalan New Social Movement.Â
Arthur hidup dalam narasi pelahiran pemimpin alternatif di depan monarki yang depotis serta sedang menuju rontok. Kamu bisa membacanya di Epos Raja Arthur dalam Imajinasi Progresif Guy Ritchie.
Di Papillon, dikisahkan adanya berlapis-lapis penjara. Penjara biasa, bagi mereka yang tertib menjalani jadwal harian tanpa ada rencana pelarian. Penjara kedua, khusus bagi mereka yang gagal melarikan diri di tahap pertama. Penjara kecil yang membuat banyak orang gila sebab harus berhadapan dengan dinding sepanjang tahun tanpa kepastian kapan berakhir. Bergantung kehendak baik sang sipir. Tapi Papillon berhasil melawan gila.Â
Sesudah itu, bersama Louis Bega yang tak lagi kaya dan istrinya memilih menikahi pengacaranya, merancang lagi pelarian kedua.Â
Dengan kapal kecil yang bocor, mereka terdampar di pulau yang diasuh oleh beberapa orang biarawati. Disuruh bertobat, mengakui kuasa Ilahiah dan hidup sebagai manusia yang beragama secara lurus. Papillon menolak dan berusaha kabur.Â
Akan tetapi penjara adalah tentakel yang memiliki mata dimana-mana. Mereka kembali tertangkap.Â