aku menemukan diriku
di antara kedipan yang lambat
dan komat-kamit dusta
sementara awan gelap menyala dari balik kepala
dan bayangannya mengeluarkan iblis
di rongga dadaku
yang nganga bernanah.
kau menemukan dirimu
di dalam tangis membesarkan
dendam atau monolog
yang mengawetkan kemarahan
sementara harapan tak lagi berakar dari
pengembaraan yang menuntun
jejak pulang ke pelukan.
kita menemukan diri kita
di dalam kutukan yang hamil muda
milik orang-orang malang
di musim bodoh
yang memikul khotbah kesetiaan
tukang tipu kekuasaan.
sejarah kita hanyalah sekumpulan laron
yang menambah terang
nyala mimpi mereka
yang hidup dari mati.
2018
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H