Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Tentang Papeda, Ekstase dan Vonis atas Konsumsi

23 Juli 2018   08:10 Diperbarui: 23 Juli 2018   18:58 2702
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ada iritasi di tenggorakan," katanya sesudah mengamati kerongkongan yang mulai pelan-pelan melepaskan diri dari wilayah koloni Sampoerna. "Mulai sekarang, kurangi terlalu pedas dan asam, ya. Kopi juga dikurangi," tambahnya.

Saya hanya bisa mengangguk. Ada rasa masygul yang tumbuh membesar sebagai peringatan. 

Sejenis "jejak hitam" yang ikut menulis sejarahnya dari gambar besar berjudul kenikmatan papeda bergabung dengan suara hati yang mengisahkan ulang sebuah episode jaman kuliah. Jaman dimana kiriman hanya bertahan dua minggu pertama dalam menjaga masa stabil atau normal. Dua minggu sisanya adalah pertempuran mengendalikan rasa lapar dengan pertolongan cepat saji bernama supermi (emangnya ada yang lain?).

Konsumsi pada kuliner dan warisan rasa yang berlebih dari daya tahan tubuh (saya memang belum tua, hanya lalai sedikit) akhirnya melahirkan kewaspadaan. Segala yang melampaui batas memiliki bahayanya sendiri-sendiri.

*** 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun