Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

[Puisi] Sarung yang Lucu

17 Oktober 2016   06:40 Diperbarui: 18 Oktober 2016   18:20 455
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: muslimjogja.com

Aku dititip Bapak,sebuah sarung tanpa benang rindu.“Sarung ini dari Kakekmu,”
wasiatnya, begitu.

Kakek adalah kopral serdadu.
Pernah bertempur di garis depan masa lalu,
anaknya adalah penghulu
tugasnya menikahkan tekad masa kini dengan mimpi masa depan

Aku? Aku buruh lugu yang tulang rusuknya dinikahi mandor kebun tebu.
Lelaki rendah, pejuang di masa tak tentu.

Sarung itu berwarna hitam

Ketika aku lenyap di tubuh malamnya,
Kulihat Kakek dipeluk kaku
pada cengeng Nenek yang terus meminta berlian biru,
sebelum pergi dengan komandan regu bergundik tujuh

Ketika aku senyap di tubuh fajarnya,
kulihat Bapak dikeloni gagu
pada manja Emak yang mengharap zamrud ungu
sebelum lari bersama penghulu baru dengan dot susu di mulut

Aku terpingkal melihat sekarat senjata tanpa peluru
atau kusam khotbah nikah di depan cermin berdebu
hahaha, masa lalu belum berlalu!

Setiap senin kembali, aku mulai lupa cara tertawa,
sarung setia menggoda lucu. Katanya:
masa tak tentumu tak lebih lucu dari haru hitam masa lalu.

2016
***

tokosarungonline.com
tokosarungonline.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun