Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Doa Pilkada

29 September 2016   22:32 Diperbarui: 29 September 2016   22:47 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
elwoodblues.deviantart.com

Di kamar kita yang gerah,
gulat resah gang-gang rapat, bau hitam selokan pekat
ceriwis pilkada pos kamling di tikungan empat,
khianat kuasa yang liat.

Dalam berserah pemulung, pedagang sate padang,
bubur ayam dan reparator payung
serta kesal bocah-bocah yang menendang mimpi ke kereta malang.

Kala birahi baliho, umbul-umbul dan poster gerayangi senja
kau rajin menyimpan kecup tabah,
aku menempel kening di sabarnya. Sebelum kantuk tiba.

“Selamat malam Kekasih, selamat waspada.
Semoga besok tidak banjir janji
dan kita belum digusur lupa politisi.”

Doamu sesudah mimpi.

2016

***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun