Dalam gerbong ekonomi, saya melihat diri saya yang jelata dalam ruang yang sama.Â
Sehingga, sementara ini, bisalah saya katakan-dengan segenap kebanggaan sebagai penduduk dari pinggiran, jika pertimbangan ekonomisme bukan satu-satunya ukuran bertransportasi, sebab manusia bukan sapi yang mau saja ditumpuk di bak belakang truck dalam perjalanan panjang menuju rumah jagal.Â
Dan karena itu juga, wahai Tuan-tuan pengendali kebijakan pembangunan, ketika Anda berencana membuka sekat-sekat geografi demi merangsang pertumbuhan ekonomi dengan membuka jalur kereta api, tolong jangan jadikan itu sebagai dogma kemajuan. Jangan sampai Anda akan mengulang narasi Daendels di bumi lain Indonesia Raya. Anda hanya akan mengulang narasi kolonialisme gaya baru!
Pikirkanlah dua jenis penderitaan yang tidak pernah bisa Anda bayar sampai kapan pun: luka-luka ekologis dan hancurnya makna-makna budaya lokal.Â
Karena itu, kereta api wajib membuat manusia Indonesia menjadi Tuan atas moda transportasi, bukan sekedar konsumen apalagi penonton yang hanya bisa terkagum-kagum di stasiun kereta ditemani tembang nostalgia kemerdekaan yang lesu darah.Â
Kereta api jangan sekedar menjadi alat memindahkan orang dan barang namun juga mendukung proses pertukaran dan pembelajaran budaya manusia Indonesia di era segala yang lokal sedang coba diremuk yang global.
Selamat Hari Kereta Api Nasional!
***
Â