Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Berkereta Api, Kesaksian dan Harap dari Pinggiran

28 September 2016   14:43 Diperbarui: 29 September 2016   19:39 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam gerbong ekonomi, saya melihat diri saya yang jelata dalam ruang yang sama. 

Sehingga, sementara ini, bisalah saya katakan-dengan segenap kebanggaan sebagai penduduk dari pinggiran, jika pertimbangan ekonomisme bukan satu-satunya ukuran bertransportasi, sebab manusia bukan sapi yang mau saja ditumpuk di bak belakang truck dalam perjalanan panjang menuju rumah jagal. 

Dan karena itu juga, wahai Tuan-tuan pengendali kebijakan pembangunan, ketika Anda berencana membuka sekat-sekat geografi demi merangsang pertumbuhan ekonomi dengan membuka jalur kereta api, tolong jangan jadikan itu sebagai dogma kemajuan. Jangan sampai Anda akan mengulang narasi Daendels di bumi lain Indonesia Raya. Anda hanya akan mengulang narasi kolonialisme gaya baru!

Pikirkanlah dua jenis penderitaan yang tidak pernah bisa Anda bayar sampai kapan pun: luka-luka ekologis dan hancurnya makna-makna budaya lokal. 

Karena itu, kereta api wajib membuat manusia Indonesia menjadi Tuan atas moda transportasi, bukan sekedar konsumen apalagi penonton yang hanya bisa terkagum-kagum di stasiun kereta ditemani tembang nostalgia kemerdekaan yang lesu darah. 

Kereta api jangan sekedar menjadi alat memindahkan orang dan barang namun juga mendukung proses pertukaran dan pembelajaran budaya manusia Indonesia di era segala yang lokal sedang coba diremuk yang global.

Selamat Hari Kereta Api Nasional!

***

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun