Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Membaca Nasihat dari Kung Fu Panda 3

17 April 2016   15:51 Diperbarui: 18 April 2016   07:15 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada anak-anak yang senang berguling di bukit, senang melontar dirinya, juga bermain permainan sejenis sepak takraw. Singkat kata perkampungan panda tidak memiliki tradisi beladiri yang mengakar selain kebersamaan dan kegembiraan bermain bersama.

Sementara Po mengisi kembali penggalan bolong dalam karakternya dengan memasukkan kebiasaan hidup Panda ke dalam laku harian dan juga menanti kesempatan untuk memperoleh ilmu mengelola chi, Kai makin jumawa dengan menghancurkan guru-guru kung fu di daratan Tiongkok. 

Termasuk Syifu dan beberapa teman Po yang dibuat menjadi giok hijau lantas dijadikan “pasukan zombie” yang dikendalikan Kai. Yang tersisa hanyalah Tigress, harimau betina, yang kemudian berhasil datang menemui Po untuk menyampaikan kabar buruk: Kai sudah makin dekat.

Apa yang dirasakan Po?

Panik, pasti dong. Makin panik lagi ketika mengetahui kebenaran bahwa ayahnya tidak memiliki ilmu mengelola chi seperti yang diharapkan. Kabar buruk lain yang makin mencemaskan Po ketika kedatangan Kai yang makin dekat ia merasa seorang diri saja.

Dalam paniknya itu, Po menemukan rahasia di balik tubuh tambun panda dan kesenangan mereka gembira dalam permainan. Po melihat kebersamaan dan kegembiraan bermain adalah potensi juga dasar yang baik. 

Hanya membutuhkan sedikit sentuhan kung fu dan membuat mereka menjadi barikade petarung panda yang tangguh. Sentuhan yang juga membutuhkan sedikit kesungguhan latihan, kebersamaan dan nyali untuk menghadapi ancaman kehancuran.

Dan Po berhasil dalam batas tertentu memberikan sentuhan tersebut. Ia berhasil membuat perkumpulan panda menjadi figur-figur berani yang menghadang kehancuran yang dibawa Kai. Apakah mereka menang?

Tidak, mereka kalah karena memang bukan prajurit yang setiap hari melatih kemampuan membunuh. Sama juga mereka bukan murid padepokan yang berlatih setiap hari demi menjaga keberlangsungan tradisi bela diri tertentu. Pada akhirnya Po-lah yang harus menghadapi Kai dalam pertarungan satu lawan satu di alam baka.

Di pertarungan alam baka, Po hampir menemui senjakalanya. Tubuhnya hampir dibuat menjadi beku dan chi-nya terus disedot Kai sebagaimana yang sudah terjadi pada Guru Oogway, Syifu dan teman-teman seperguruan yang lain. 

Ketika jasadnya hampir menjadi beku dalam giok hijau, ayahnya di dunia fana menghimpun saudara sepandanya, melakukan meditasi serta mengirim chi mereka ke tubuh Po. Kiriman chi kolektif inilah yang membebaskan Po hingga membuatnya mengalami fase transformasi kesaktian dan berbalik menghantam Kai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun