Pagi ini, saya mengalami biru sebelum matahari naik tinggi.
Biru pagi ini mungkin juga akan menjadi kesaksian diri akan sebuah usaha juga pencapaian dan semoga bukan glorifikasi yang kekanak-kanakan.Â
Pertama, kode lampu di perangkat modem yang menyala biru lembut. Itu berarti jaringan internet di level WCDMA, kondisi yang jarang bertahan lama. Di tempat saya, jaringan sinyal keseringan EDGE.Â
Kode biru yang lembut menandakan pagi ini saya bisa berselancar dengan nyaman: membaca tulisan-tulisan terbaru di Kompasiana, membaca Kompas.com, laman BBC Indonesia, laman Tempo online, National Geografi Indonesia, dan yang lainnya, atau sekedar mencari bahan-bahan tambahan untuk kebutuhan pekerjaan.Â
Kedua, biru kedua adalah kode centang pada huruf V-E-R-I-F-I-K-A-S-I di akun saya. Persis pada artikel ke 128 yang membahas Ahok Versus Cara Politik VOC, saya dihargai biru dari admin.Â
Mula-mula saya ragu dengan warna biru tersebut. Apalagi ketika saya masuk ke dashboard, warnanya belum berubah, masih hijau. Saya memang belum melihat ada pesan yang masuk. Begitu saya buka, agar lebih 'biru meyakinkan', maka saya lampirkan lagi pesan dari admin Kompasiana:
From Kompasiana
23 March 2015 : 21:03
Halo Kompasianer, Mempertimbangkan artikel-artikel yang dibuat anda menginspirasi banyak orang dan memiliki kontribusi besar di Kompasiana. Kami melakukan centang biru sebagai Kompasianer yang artikel-artikelnya tidak diragukan lagi isinya. Bukan hanya karena keaktifannya dalam menulis di satu bidang atau tema, tapi juga semangatnya dalam menyuguhkan artikel berkualitas kepada para pembaca. Salam, Kompasiana.Â
Begitulah pesan yang masuk dari admin yang baru saya baca pagi ini.Â
Membaca isi pesan itu, saya lantas merenung.Â
Pusat permenungan saya itu adalah kalimat yang saya miringkan huruf-hurufnya. Yakni, (1), menginspirasi banyak orang dan memiliki kontribusi besar, (2), tidak diragukan lagi isinya, (3), keaktifannya dalam menulis di satu bidang atau tema, dan (4), semangatnya dalam menyuguhkan artikel berkualitas.Â