Bagi saya, pada dunia yang berlarian (runaway world) seperti ini, ketika keyakinan-keyakinan lama dibanting-bongkar-tinggalkan dan kesadaran manusia menjadi arena bagi bermacam modus operasi dari nilai-nilai baru, menghidupan pluralisme gagasan dan kritisisme kewargaan adalah juga sebuah 'pertarungan politis'. Pertarungan politis dalam pengertian wujud usaha bersama/kewargaan menentang dan melawan segala operasi kuasa yang hendak memanipulasi kesadaran dan mencari untung ekonomi atas itu semua dari segelintir orang.
Dalam kehendak menghadirkan ESENSI BUKAN SENSASI inilah, saya kira spirit Kompasiana dan Kompasiana TV itu akan dijangkarkan. Jika hal ini ditinggalkan atau dengan kata lain Kompasiana TV nantinya terjerembab dengan kecenderungan mainstream, maka ia akan menggali kuburannya sendiri; sebagai sampah era digital.
Demikian sedikit catatan yang lahir dari undangan admin Kompasiana kemarin. Saya menyampaikan penghargaan yang tinggi untuk ajakan diskusinya. Mohon maaf, karena problem ketimpangan pembangunan, di era digital yang serba cepat ini, saya belum bisa terlibat dalam diskusi.
Akhir kata, mari bersama menjaga tegaknya ESENSI BUKAN SENSASI.
Selamat pagi, selamat berakhir pekan, salam Kompasiana!!
[Sampit, Akhir Januari 2015]