Aku menyadari bahwa suatu saat pasti anakku akan masuk ke sekolah. Berdasarkan pengamatanku banyak anak lebih suka bermain game atau menonton televisi daripada membaca buku. Apalagi saat ini banyak berkembang game-game yang menarik dengan menggunakan gadget yang canggih. Aku berusaha mengenalkan anakku dengan buku sejak dia bayi. Tujuan awalku hanya untuk merangsang penglihatannya dengan menggunakan buku-buku yang mempunyai warna-warna yang mencolok. Sampai sekitar usianya menginjak 1 tahun lebih dia mulai menyukai buku hanya sekedar untuk dilihat dan dimain-mainkan saja. Aku biasanya lebih memilih memberi oleh-oleh buku daripada mainan atau jajanan. Kebiasaan itu membuat anakku menjadi menyukai buku dan senang ketika mendapatkan hadian atau oleh-oleh buku. Sejak usia 2 tahun, aku membiasakan anakku untuk pergi ke toko buku ketimbang ke toko belanja. Di toko buku biasanya dia mendapat jatah untuk membeli buku favoritnya sesuai dengan anggaran yang tersedia. Apalagi ketika aku tahu di kotaku ada perpustakaan daerah yang lumayan bagus menurutku, maka aku berusaha menyisihkan waktu untuk mengantarnya ke perpus walau hanya 1 atau 2 jam saja. Kegiatan tersebut secara rutin kulakukan satu kali dalam seminggu. Rasanya seperti bersalah kalau kunjungan ke perpus terlewatkan. Langkah tersebut juga membantuku untuk menghemat pengeluaran untuk membeli buku. Tapi rupanya kegiatan itu rupanya seperti "piknik" bagi anakku. Aku memang tidak menyediakan banyak mainan yang berlimpah di rumah agar dia bisa berkreasi dengan apa yang ada di sekitarnya. Sebelum tidur biasanya aku membacakan buku cerita sebagai penghantar tidur. Sekarang anakku mulai masuk sekolah, usianya 4 tahun dan kegiatan sekolah dimulai dari hari Senin sampai Sabtu. Waktu berkunjung ke perpustakaan hampir sulit untuk dilakukan saat sekarang. Untungnya di sekolah anakku ada waktu untuk belajar di ruang perpustakaan pada hari-hari tertentu. Syukurlah, dia bisa menikmati ketika berada di ruang perpustakaan dengan banyak buku dan merasa nyaman. Menurutku membiasakan anak untuk membaca jauh lebih sulit, namun aku menyadari bahwa ketrampilan membaca harus dipupuk sejak dini. Kelak dia akan membutuhkannya pada saat harus belajar secara mandiri baik di sekolah dasar sampai di perguruan tinggi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H