7 tahun sudah vakum dari kegiatan yang sudah menjadi hobby sejak remaja, yaitu mendaki Gunung, dan sudah cukup lama juga tidak menjejakan kaki di Gunung Gede Pangrango yang menjadi Gunung favorit para pendaki di kota bogor karena lokasinya dekat dengan Kota tersibuk di Indonesia , Jakarta.
Dari sapa menyapa di salah satu messenger dari teman-teman yang merupakan Team dalam setiap pendakian yang terdiri dari suhu-suhu pendakian Gunung Kang Tege, Kang Ay, Kang Sobar, Paman Togi, Mbak Indri, Kang Gndox, dan dede Prima,  kami pun akhirnya merencanakan pendakian ke Gunung Gede Pangrango via Gunung Putri. Tidak hanya Team yang ikut serta pendakian ini di tambah Pak Suami yang merupakan salah satu pendaki yang lumayan lama  bahkan dibilang senior dalam pendakian, kaka Falsa yang merupakan anak dari Kang Ay dan tidak lupa si cantikku Arsyakayla (anak cantik usia 6 tahun). Pendakian ini merupakan pendakian pertama dari Arsya dan kaka Falsa.
Dan pada hari yang ditentukan pun , tanggal 20 April 2024 kami mulai melakukan pendakian. Pendakian ini diawali pukul 08.00 dari basecamp Gede Pangrango tempat kami melakukan pendaftaran simaksi, tes kesehatan dan bermalam sebelum pendakian. Dalam pendakian ini saya tidak berekspektasi terlalu tinggi mengingat membawa serta anak , Arsya walaupun sering kami ajak trekking , glamping atau jalan jauh tapi kesehariannya cukup girly sekali, khawatir dalam pendakian akan tantrum bahkan nangis mengingat pendakian ini melalui jalur Gunung Putri yang saya sendiri pun selalu menghela napas jika lewat jalur ini.
Jalur pendakian Gunung Gede via Gunung putri harus melaui 5 pos pendakian yaitu yaitu pos informasi, pos Legok Leunca, pos Buntut Lutung, pos Simpang Maleber, dan pos ke-5 Alun-alun Suryakencana Timur. Â pendakian ke masing-masing Pos ini cukup bermacam-macam , dari mulai pos informasi ke pos 1 yaitu pos Legok Leunca disuguhi pemandangan perkebunan warga mulai dari tanaman salada, wortel, bawang dan lainnya. Perjalanan menuju Pos 2 sudah mulai memasuki Hutan , jalur ini berupa tanah merah, bebatuan yang didominasi akar-akar pohon dengan kontur menanjak, di jalur ini saya sudah mulai ketinggalan, Arsya dan Pak Suami serta beberapa reka yang bantu memback up Arsya sudah melesat jauh di depan, tadinya berpikir untuk pelan-pelan karena membawa anak kecil, ternyata kebalikannya kami berasa jauh menjadi lebih tua jika dibandingkan dengan Arsya yang dengan kaki lincahnya berpijak pada batu dan akar-akar pohon.
Mulai memasuki pendakian Pos 2 menuju Pos 3, Â jalur sudah mulai lebih menanjak masih di dominasi dengan tanah merah, akar pohon dan bebatuan, jalur dari pos 2 ke pos 3 ini cukup lumayan jauh dan tidak jarang saya setiap beberapa langkah berhenti untuk mengambil napas dan mengistirahatkan fisik. Setelah tiba di pos 3 saya bertemu dengan anak dan Team yang sudah lebih dulu tiba di Pos 3, kami pun istirahat gelar flysheet mulai membuka makan siang yang kami bawa dari basecamp karena waktu sudah menunjukan pukul 12.00 siang , dan pak suami beserta team cowo mulai merebus air untuk membuat minuman hangat baik kopi atau sekedar air putih hangat karena udara sudah mulai dingin dan kabut mulai turun disertai sedikit mendung. terlihat Arsya masih semangat dan merengek untuk melanjutkan perjalanan lagi, tapi kami memberikan pengertian untuk istirahat dan makan siang terlebih dahulu. Pos 3 ini merupakan area landai yang cukup luas sehingga banyak pendaki yang beristirahat sebelum melanjutkan ke pos berikutnya.
setelah cukup istirahat dan menghangatkan diri, kami pun mulai beres-beres untuk melanjutkan perjalanan kembali, Arsya, dan Pak Suami serta beberapa team mulai berjalan lebih dahulu mengingat Arsya sudah tidak sabar untuk jalan. dari Pos 3 menuju Pos 4 dan pos 5, fisik dan mental mulai diuji jalur pendakian ini dirasa cukup terjal dan kontur tanjakan yang membuat dengkul bertemu dada, bahkan tak jarang kami harus sering melewati ranting dan phon yang tumbang dan bahkan kami juga harus saling membantu mendorong atau menarik rekan disaat melewati tanjakan yang benar-benar sulit. Jalur ini di dominasi tanjakan dan minim sekali jalur bonus atau medan landai (saya pikir tidak ada).
Arsya masih dengan lincahnya melewati jalur-jalur yang menurut kami yang sudah sering mendaki termasuk sulit , terima kasih Team yang sudah bantu back up Arsya saat Ayah dan bundanya yang  tertinggal di jalur (Thanks Kang Tege, dek Prima, Kang Sobar, Kang Ay, Kang Gndox, dan Paman Togi).