Saat ini Mainan tradisional sudah mulai terlupakan. Seiring berkembangnya zaman, anak-anak lebih asyik dengan mainan gadgetnya daripada mainan tradisional. Hal ini sudah merambah dari kota ke desa. Sehingga tak jarang anak-anak sudah jarang bermain di luar ruangan/ rumah.
Salah satu mainan tradisional yang mulai surut peminatnya yaitu kitiran. Kitiran merupakan mainan berupa baling-baling yang terbuat dari bambu yang dapat mengeluarkan suara unik. Pada saat tertiup angin kitiran akan mengeluarkan suara yang unik yaitu “otok-otok”.
Di wilayah Brebes tepatnya di desa Glonggong kecamatan Wanasari masih ada sebagian orang yang melestarikan mainan tradisional kitiran. Meskipun sepi peminat, namun sepasang suami istri ini masih semangat dalam membuatnya. Selain untuk melestarikan budaya mainan tradisional, juga sebagai mata pencaharian.
Salah satu pembuat mainan kitiran yang sampai sekarang masih eksis adalah Bapak Darto beserta istrinya ibu Khonisah. Sepasang suami istri ini membuat mainan kitiran yang selanjutnya akan dijual keliling desa-desa atau ke tempat wisata. Biasanya mereka menjual kitiran ini dengan kisaran harga dari 5000 – 10.000. Jika banyak pembeli, maka kitiran yang dibawa bisa habis terjual.
Pada hari Rabu tanggal 17 Januari 2024, peserta didik TK Muslimat NU Glonggong khususnya Kelompok B1 mengadakan kunjungan ke tempat pembuat mainan yaitu bapak Darto dan Ibu Khonisah. Di tempat pembuat mainan peserta didik memperhatikan dari penyampaian bapak Darto tentang cara membuat mainan kitiran.
Dari awal sampai akhir, peserta didik menyimak dengan seksama. Dari hasil kunjungan ini, membuahkan hasil yaitu dapat meningkatkan bahasa ekspresif anak. Dengan pembuat mainan, anak-anak berkomunikasi dan melakukan tanya jawab. Anak-anak aktif menanyakan tentang bagaimana cara membuat, memainkan, merawat hingga menjual mainan kitiran. Anak mampu mengungkapkan bahasanya berdasarkan pengalamannya.
Selain itu, hasil dari kunjungan juga berdampak positif untuk anak, dapat menumbuhkan rasa percaya diri pada anak ketika menceritakan isi cerita di depan kelas dari cerita yang disampaikan guru. Anak-anak dengan antusias mampu bercerita dengan semangat.
Saat kunjungan, anak-anak juga diberi kesempatan untuk membuat mainan kitiran sendiri. Dengan sabar bapak Darto membimbing dan mengarahkan anak-anak cara membuat kitiran, hingga membentuk sebuah kitiran dan berbunyi dengan unik.
Dengan terlatihnya jari-jari melakukan kegiatan membuat kitiran, dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak. Ketrampilan motorik halus ini mengasah gerakan yang dibutuhkan anak dalam aktivitas sehari-hari. Dengan membuat kitiran, anak mampu menggunakan jari-jarinya untuk melakukan berbagai macam kegiatan, sehingga motorik halus anak terlatih.