Mohon tunggu...
Alisia Larasati
Alisia Larasati Mohon Tunggu... -

writer, like futurolog, like Freedom, anti koruptor ... Senang membangunkan Serigala yang sedang tidur, Follow my twiiter @tutihand_

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Pilpres 2014, "Menang Tanpa Ngasorake"

4 Juni 2014   18:46 Diperbarui: 20 Juni 2015   05:23 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini adalah hari pertama dimulainya masa kampanye sebagai bagian dari proses pemilhan presiden yang di gelar Komisi Pemilihan Umum (KPU). Tahapan demi tahapan sudah dilalui oleh para pasangan, dan kini kedua pasangan harus mengerahkan seluruh kemampuannya untuk membuktikan siapa yang terbaik untuk menggantikan Presiden SBY  dalam masa lima tahun mendatang.

Hampir seluruh rakyat menginginkan pemilihan presiden yang berintegritas dan damai, dan itu sudah dideklarasikan oleh kedua pasang capres dan cawapres pada tanggal 3 Juli di kantor KPU. Esensi deklarasi ini adalah bukan sekedar pengucapan lisan, tetapi bisa dipahami oleh kedua kandidat bahwa deklarasi inilah yang akan mengantar salah satunya menjadi Presiden ke tujuh di republik ini. Damai sangat mudah diucapkan tapi sulit direalisasikan.

Deklarasi yang diucapkan oleh kedua kandidat harus mampu meredam persaingan tidak sehat yakng akhir akhir ini dikotori oleh kampanye hitam yang tidan bertanggung jawab, mengotori demokrasi  dan jalannya pilpres. Deklarasi itu diucapkan dengan berjanji, jika janjinya tidak ditepati berarti mereka bukan pemimpin yang layak dipilih.

Kedua pasangan juga sudah membuat pernyataaan umum, yang berjanji untuk tifak melakukan kampanye hitam, intimidasi, kekerasan serta siap menang dan siap kalah. Poin terakhir ini yang mungkin harus ditekankan, mempunyai jiwa besar menerima kekalahan harus dibarengi dengan ketulusan, tak boleh ada dendam politik dan amarah. Begitu juga bagi yang memenangkan pilpres, mereka harus menganut falsafah Jawa "Menang tanpa ngasorake", artinya menang dengan bersih, tanpa merendahkan lawan poltiknya.

Deklarasi ini adalah batas bagi kedua pasangan untuk mengontrol kegiatan seluruh timnya disaat kampanye. Tidak boleh saling menghujat, menusuk dari belakang, memfitnah dan kampanye hitam. KPU sebagai satu dtaunya institusi penyelenggara pemilu harus berada diantara keduanya, independensi harus terjaga dengan niat yang jujur, adil dan berintegritas.  KPU jangan sampai "main mata" dengan salah satu calon. Ingat pemilu ini bukan kepentingan partai politik tetapi demi kepentingan bangsa.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun