Naiknya harga harga pokok menjelang ramadhan dan iduk fitri selalu dikeluhkan oleh masyarakat kita. Saat ini saja barang barang kebutuhan pokok sudah mulai beranjak naik di pasar pasar. Kenaikannya pun bervariasi, adanya permintaaan yang tinggi membuat kebutuhan tersebut melambung harganya padahal fenomena ini sering terjadi setiap tahun.
Timbul pertanyaan, mengapa pemerintah pusat tidak bisa mengantisipasinya?
Sebelum menjawabnya perlu dipahami terlebih dahulu, bahwa harga kebutuhan pokok di tiap tiap daerah itu tidak sama. Komite Ekonomi Nasional (KEN) jauh hari audah memberikan masukan kepada Pemerintah pusat agar bekerja sama dengan pemerintah daerah dan melibatkan swasta dalam mengatasi  lonjakan harga menjelang ramadhan dan Idul fitri.
Caranya adalah melakukan kerja sama dengan supermarket dan hipermarket, mereka bisa memberikan harga murah pada produk produk tertentu yang mengalami kenaikan harga yang tidak biasa, diharapkan bisa memberi keseimbangan harga di pasar rakyat sehingga harganya stabil bahkan bisa turun.
Jika diperlukan, pemerintah pusat perlu menganggarkan anggaran, karena pihak swasta juga butuh jaminan dari pemerintah pusat. Peran pemerintah daerah bisa ikut menentukan bahan bahan pokok apa saja yang perlu distabilkan bahkan diturunkan harganya. Sebab kita tak bisa menyamaratakan semua daerah, karena karakternya produksinya dan kebutuhannya yang berbeda beda.
Karena bisa saja ada bahan pokok yang dianggap penting di daerah A, tetapi disisi lain tidak begitu dibutuhkan di daerah B. Jadi harus ada koordinasi yang difasilitasi oleh pemerintah pusat. Misalnya harga cabai, ada beberapa daerah yang bukan menganggapnya sebagai kebutuhan utama atau pokok. Untuk daging ayam dan sapi misalnya, bisa melibatkan BUMN seperti PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI).
Yang perlu diperhatikan menjelang ramadhan dan Idul Fitri adalah tingginya permintaan (demand). Padahal sebenarnya pasokan suplai kita mencukupi. Ini disebabkan oleh kultur masyarakat kita yang konsumsinya meningkat dua kali lipat menjelang ramadhan dan Idul fitri. Yang memprihatinkn juga tidak adanya kontrol kepada para pedagang yang seenaknya menaikkan harga padahal permintaan masih stabil. Ini yang kadang kadang dikeluhkan oleh ibu ibu rumah tangga. Disamping alternatif diatas adalah memeperbanyak operasi pasar di tempat tempat strategis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H