Mohon tunggu...
Alisia Larasati
Alisia Larasati Mohon Tunggu... -

writer, like futurolog, like Freedom, anti koruptor ... Senang membangunkan Serigala yang sedang tidur, Follow my twiiter @tutihand_

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Cepat Tanggap Antisipasi Dampak Gunung Slamet

11 Maret 2014   20:57 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:03 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belajar dari pengalaman yang sudah sudah, seperti Gunung Sinabung dan Gunung Kelud. Antisipasi meletusnya Gunung Salemt perlu dilakukan sedini mungkin. Perlu diketahui Status Gunung Slamet di Jawa Tengah naik menjadi waspada. Gunung yang terletak di lima kabupaten ini (Tegal, Pemalang, Brebes, Banyumas, dan Purbalingga) terakhir beraktifitas pada bulan Mei 2009.

Data dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), menyebutkan bahwa sampai hari ini ada sudah terjadi 1209 getaran gempa, baik gempa vulkanik dangkal, maupun dalam. Aktivitas Gunung Slamet dalam 2 hari ini juga mengalami peningkatan, gugusan asap Sulfatara nampak dari Pos pengamatan Gunung Api Slamet di Pemalang.

Mengantisipasi kemungkinan yang terjadi pemenrintah sudah melakukan koordinasi dengan Pejabat di daerah, terutama di lima Kabupaten yang bersebelahan dengan Gunung Slamet. Beberapa upaya mitigasi untuk meminimalisir korban jiwa dan kerugian sebagai dampak bencana Gunung Slamet, ada beberapa yang harus segera dan perlu dilakukan

1. Pemantauan, aktivitas Gunung Slamet dipantau selama 24 jam menggunakan alat pencatat gempa (seismograf). Data harian hasil pemantauan dilaporkan ke Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) serta ke Posko Posko terdekat dengan menggunakan radio komunikasi SSB. Petugas pos pengamatan Gunung Slamet menyampaikan laporan ke pemda setempat dan juga sosialisasi ke masyarakat.

2. Tanggap Darurat, tindakan yang dilakukan oleh PVMBG ketika terjadi peningkatan aktivitas gunung Slamet, antara lain mengevaluasi laporan dan data, membentuk tim Tanggap Darurat, mengirimkan tim ke lokasi, melakukan pemeriksaan secara terpadu. Agar didapat data yang akurat, sehingga bisa dilakukan timing yang tepat utnuk evakuasi.

3. Pemetaan, Peta Kawasan Rawan Bencana Gunung Slamet dapat menjelaskan jenis dan sifat bahaya gunung berapi, daerah rawan bencana, arah penyelamatan diri, lokasi pengungsian, dan pos penanggulangan bencana. Hal ini untuk dapat melakukan bantuan yang lebih terpadu, posko posko harus sudah disiapkan berdasarkan jumlah penduduk dari desa desa terdekat.

4. Penyelidikan gunung slamet secara khusus maupun berapi secara umum menggunakan metoda Geologi, Geofisika, dan Geokimia. Hasil penyelidikan ditampilkan dalam bentuk buku, peta dan dokumen lainya.

5. Sosialisasi, petugas melakukan sosialisasi kepada Pemerintah Daerah serta masyarakat terutama yang tinggal di sekitar gunung berapi. Bentuk sosialisasi dapat berupa pengiriman informasi kepada Pemda dan penyuluhan langsung kepada masyarakat.

Dengan Antisipasi yang dilakukan sejak dini diharapkan, pemda dan masyarakat tidak mengalami kepanikan. Justru akan melakukan apa apa yang sudah di sosialisasikan setiap hari melalui posko posko terdekat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun