Mohon tunggu...
Alisia Larasati
Alisia Larasati Mohon Tunggu... -

writer, like futurolog, like Freedom, anti koruptor ... Senang membangunkan Serigala yang sedang tidur, Follow my twiiter @tutihand_

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Cara Cerdas Memilih Caleg -- > April 2014

27 Januari 2014   09:29 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:26 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13907904811990466543

sumber gambar : www.inilah.com

Sebenarnya seperti apa kualitas caleg yang diidamkan oleh masyarakat kita ? apakah dia harus mempunyai duit banyak ? harta melimpah ? atau bahkan mempunyai nama besar sebagai tokoh masyarakat ? masyarakat kita sebenarnya masih bersifat pragmatis, tokoh yang dipilih sebagai caleg tidak dilihat dari kulitas individunya. Masyarakat harus bisa paham dan seharusnya sudah cerdas dalam menentukan dan memilih caleg berkualitas.

Dalam memilih dan menentukan Caleg berkualitas ada tiga hal yang harus dibenahi. Pertama pola rekrutmen calon legislatif yang selama ini hanya dipercayakan ke partai politik yang kulturnya masih menganut sistem feodalisme, kita masih memilih siapa yang ketua, maka diangkatlah suami, istri, anak atau keluarganya untuk jadi Caleg. inikan budaya yang tidak sehat, jangan salahkan jika dinasti politik akan terjadi. Hal ini menjadi bagian kelemahan dalam rekrutmen.

saya ingin mengusulkan, walaupun perekrutan dilakukan parpol, tapi harus ada fit and proper test yang menilai aspek moral, penguasaan daerah yang caleg wakili dan aspek profesionalisme, aspek ini sangat penting, jangan sampai kita memilih kucing dalam karung. Yang kita takutkan setelah menjadi anggota legislatif yang bersangkutan tidak memiliki pengetahuan.  Kadang kita temui, ada anggota dewan yang tak bisa membedakan instruksi dan interupsi, hak angket dan hak tanya. Calon legislatif, harusnya punya sertifikat kalau lolos tahapan fit and propert test. Apalagi jika hanya ikut ikutan sidang paripurna, jangan sampai kasus arifinto yang kedapatan nonton film porno saat sidang soal rakyat, ini kan hal memalukan.

Tak bisa disangkal bahwa praktek money politic masih sangat besar mewarnai dinamika caleg caleg kita. isue ini akan semakin santer menjelang 1 bulan pemilihan legislatif, rakyat pun akhirnya setengah hati memberikan suaranya karena berada dalam ketidakpastian. Sebenarnya hal hal seperti ini bisa dihindari jika rakyat benar benar memilih pake hati nurani. banyak caleg berkualitas yang masih setia memperjuangkan aspriasi rakyat dan rata rata mereka berada di garis perjuangan rakyat.

so mari memilih dengan cerdas, ingat pilihan anda menentukan masa depan bangsa ini !!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun