Mohon tunggu...
Alisia Larasati
Alisia Larasati Mohon Tunggu... -

writer, like futurolog, like Freedom, anti koruptor ... Senang membangunkan Serigala yang sedang tidur, Follow my twiiter @tutihand_

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ibu Risma, Dolly Menunggu Sentuhan Anda!

14 Februari 2014   01:03 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:50 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pasca Dilantiknya walikota Surabaya tanggal 28 september 2010, media publik diwarnai dengan berbagai pemberitaan seorang wanita. Dia adalah Ibu Tri Rismaharini. Siapa yang tak kenal dengan dia? Sosok wanita yang satu ini tiba-tiba saja menjadi pusat perhatian. Ada yang memang sudah tahu. Ada yang merasa tahu dan ada juga yang sok tahu tentang apa dan bagaimana seorang Ibu yang akrab di panggil Risma yang sebenarnya.

Saya pribadi mengetahui tentang Ibu Risma hanya melalui berbagai publikasi di media cetak dan elektronik bahwasanya eksitensi seorang Ibu Risma dalam menjalankan fungsi dan tugasnya sebagai seorang Walikota Surabaya cukup menggetarkan berbagai pihak. Kenapa mesti menggetarkan? Bukankah yang dilakukan oleh seorang Ibu Risma adalah hal yang sangat positif? Menggetarkan sampai sampai dia harus di makzulkan oleh DPRD nya.

Adalah betul bahwa show of force-nya beliau tidak hanya menggetarkan tapi ternyata telah membuat keder beberapa anggota DPRD kota Surabaya yang selama ini duduk manis menikmati berbagai fasilitas yang mereka dapatkan dan nikmati dari hasil proyek yang berhubunga dengan anggaran. Kenapa pula aggota DPRD mesti merasa keder?

Okelah, bagi mereka yang telah menganggap Ibu Risma bekerja dengan baik dan benar serta jujur. mungkin tak masalah. Tetapi bagi yang mengganggap kebijakan Ibu Risma belum memihak rakyat tentu juga harus dihargai. Ambil contoh satu kasus, tentang rencana penutupan lokalisasi Dolly, kebijakan ini tidak pro rakyat karena di kawasan ini banyak masyarakat yang menggantungkan hidupnya dari geliat dunia malam. Saya Cumamengingatkan Ibu Risma untuk menyiapkan formula khusus agar nantinya tidak menimbulkan efek domino. Selama ini, pemkot Surabaya tidak konsisten dalam memberantas prostitusi, sebab dipungkiri atau tidak bisnis ini cukup menggiurkan terutama bagi pemain kelas kakap.

Saya perkirakan bahwa penutupan Dolly hanyalah trigger untuk menumbuhkan bisnis prostitusi yang lebih terselebung, sebab siapapun tahu bahwa di Surabaya kini marak Prostitusi berkedok Panti Pijat Plus-plus dan Spa. Wacana penutupan Dolly merupakan ada konspirasi antara Pemkot dengan beberapa pengusaha Rumah Hiburan Umum (RHU) yang  akhirnya berkutat pada perebutan bisnis esek-esek yang nilainya ditaksir mencapai ratusan milyar. Komitmen Ibu risma diragukan !

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun