Disaat citra lembaga penegak hukum sedang disorot oleh publik, para pejabat Mahkamah Agung justru mengadakan kegiatan pembinaan di Wakatobi, salah satu aerah wisata di Sulawesi Tenggara. Dari informasi yang diperoleh bahwa kegiatan yang dilaksanakan di Wakatobi diikuti oleh 183 peserta termasuk para pejabat teras MA.
Tidak tanggung tanggung, para pejabat teras MA termasuk pimpinan menggunakan jet pribadi, dari mana anggaran extra flight pimpinan MA ? mengapa harus ke Wakatobi ? mengapa tidak di Jakarta saja ? ini sudah menghamburkan hamburkan anggaran untuk sesuatu yang tak jelas.
Setelah kasus tertangkapnya ex ketua Mahkamah Konstitusi, Akil Muchtar dalam kasus suap, publik semakin skeptis terhadap lembaga penegak hukum. Bukannya memberikan pelayanan dan penegakan hukum yang bisa mengayomi masyarakat. Justru Pejabat MA tak ubahnya dengan DPR kita yang plesiran tak jelas menghabiskan uang rakyat.
Sebuah lembaga atau institusi membutuhkan dua hal penting agar citranya kuat di masyarakat yakni Brand dan Reputasi. Brand yang kuat tanpa dukungan reputasi yang bagus akan mudah terjungkal. Lihat kasus MK, ketika dipimpin oleh Mahfud MD, Brand dan reputasinya sejalan dan mendapat apresiasi masyarakat. Namun ketika Akil Muchtar memimpin MK dan ketangkap tangan oleh KPK, seketika itu juga brand image MK jatuh terdegradasi.
Brand dan reputasi harus berjalan seimbang, tak boleh timpang sebelah. Brand dibentuk oleh pimpinan lembaga, sedangkan reputasi lahir dengan sendirinya berdasarkan penilaian publik atas kinerja lembaga. Brand diciptakan dngan kegiatan kegiatan yang pro rakyat serta ter integrated untuk membentuk citra positif ditengah masyarakat. Reputasi yang buruk bisa menghancurkan branda dalam waktu singkat
MA adalah salah satu lembaga negara yang mendapat sorotan, yang paling mendapat sorotan adalah tidak tercapainya jumlah ideal hakim agung di MA. Sehingga berdampak pada kinerja lembaga peradilan tertinggi tersebut. Efeknya adalah makin banyaknya perkara yang molor penyelesainnya, bahkan rasionya mencapai titik terendah dalam empat tahun terakhir.
Tidak tercapainya jumlah hakim agung di MA berpengaruh lansung pada kapasitas MA dalam memutuskan perkara, pada tahun 2012 rasio perkara putus turun sampai pada 52,7 persen, padahal pada tahun 2011 mencpai 64,07 persen.
Inilah yag menyebabkan sorotan kegiatan MA di Wakatobi perlu dipertanyakan, anggaran yang digunakan jelas besar. Jumlah pejabat teras dari jakarta sebanyak 65 orang dan kesemuanya memakai Jet pribadi yag dirental. Hal ini perlu dipertanyakan. Jangan jangan agenda acaranya bukan pembinaan tetapi plesiran dan diving di terumbu karang terbaik didunia, Wakatobi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H