Ketoprak merupakan kesenian tradisional rakyat Jawa yang paling populer di Jawa tengah, namun terdapat juga di Jawa Timur. Masyarakat Jawa umumnya sangat mengenal Ketoprak sehingga digemari oleh masyarakat Jawa bahkan dapat dikatakan mengalahkan kesenian lainnya seperti srandul, emprak dan kesenian rakyat lainnya pada saat itu. Ketoprak Jawa merupakan sebuah teater rakyat yang berisi hiburan rakyat.
Di atas panggung mereka bergaya sebagai pemain dengan karakter yang berbeda-beda yaitu sebagai raja, putri, pejuang dan siapapun itu yang mereka inginkan. Kemudian disetiap penampilannya selalu ada pelawak yang membuat ketoprak terasa semakin hidup. Ketoprak mula-mula menggunakan alat musik yang masih sederhana yaitu hanya berupa lesung yang biasa digunakan sebagai alat penumbuk padi. Pakaianpun juga masih sederhana. Keserdahanaan ini tidak hanya pada peralatan yang dipergunakan saja, melainkan jalan cerita dan dialog yang mereka tampilkan bersifat spontanitas tanpa harus dipersiapkan terlebih dahulu. Komunikasi antara pemain dan penonton inilah yang menghidupkan suasana pentas menjadi ramai. Ciri khas dari Ketoprak ini yaitu berdialog dengan  menggunakan bahasa Jawa. Tema cerita dalam sebuah pertunjukan ketoprak bermacam-macam. Cerita yang diangkat biasanya diambil dari cerita legenda atau sejarah Jawa.
Kenapa bisa dinamakan Ketoprak ? Â karena berasal dari sebuah alat yang bernama Tiprak, yang kata dasarnya adalah Prak. Karena bunyi alat Tiprak yang dikeluarkan terdengar seperti Prak...Prak...Prak, sehingga dari bunyi yang dihasilkannya itulah, kesenian ini disebut dengan istilah Ketoprak.
Ketoprak merupakan kesenian tradisional yang masih dapat bertahan hingga sekarang. Namun masalah lahirnya ketoprak sampai sekarang masih menjadi perdebatan dikarenakan belum ada sumber tertulis yang langsung menyebutkan mengenai lahirnya ketoprak secara sah atau yang dapat dipercaya. Beberapa menyatakan bahwa ketoprak pertama kali muncul di Klaten. Beberapa lain menyebutkan bahwa ketoprak lahir di Solo. Bahkan sumber lain ada juga yang mengungkapkan bahwa asal mula ketoprak lahir di Yogyakarta.
Perkembangan Ketoprak sangat maju dan semakin di gemari oleh masyarakat Jawa Timur dan Tengah. Sehingga perkembangan Ketoprak yang awalnya hanya pertunjukan permainan lesung, kemudian dapat menjadi pertunjukan Ketoprak yang lengkap dengan cerita dan gamelan yang mengiringinya.
Pada kesenian ketoprak terdapat pemain, cerita, dialog, akting, rias, busana, tari, dan nyanyian. Jadi para pemain kesenian ketoprak bukan hanya bisa untuk beradu akting saja melainkan mereka bisa juga menari dan menyanyi. Ketoprak terus menerus melakukan peningkatan dengan budaya yang semakin modern, perkembangan kesenian ketoprak juga dipengaruhi oleh tuntutan penonton yang lebih menyenangi kesenian ketoprak yang dipentaskan dengan menyesuaikan teknologi yang berkembang pada saat ini, seperti penggunaan tata panggung yang sangat megah, tata lampu yang memukau dengan bermacam warna-warna, tata rias dan kostum yang variatif, hingga cerita yang lebih relevan.
Ketoprak yang dahulu hanya pertunjukan sederhana dengan segala keterbatasan perlengkapan, sekarang dapat dinikmati dengan fasilitas yang mencukupi seperti panggung yang terletak di dalam gedung, pakaian yang lebih lengkap. Sehingga penonton tidak bosan dalam melihat pertunjukan ketoprak. Pertunjukan ketoprak yang disediakan panggung di dalam gedung biasanya mengharuskan penontonnya untuk membeli karcis terlebih dahulu. Hal tersebut tentu sangat berguna sebagai peningkatan kualitas pertunjukan itu sendiri. Di era sekarang ini, masyarakat juga mudah dapat melihat pertunjukan ketoprak melalui televisi dan beberapa media seperti Youtube.
Kesenian ketoprak memiliki banyak manfaat yang kita ketahui, terutama pada saat melakukan berdialog karena dapat melatih cara bicara kita yang menjunjung tinggi nilai kesopanan dalam bertutur kata dan melatih mental diri di depan orang-orang banyak. Kemudian nilai kesenian akan tertransformasi melalui unsur-unsur kebudayaan yang terkandung didalamnya, dengan melakukan kesenian seperti ini kebudayaan-kebudayaan tersebut akan terus dapat dilestarikan hingga sampai saat ini. Maka, untuk itu kita sebagai generasi muda harus menjaga dan melestarikan kebudayaan-kedudayaan dan peninggalan pada masa nenek moyang kita supaya tetap terjaga dan semakin berkembang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H