Mohon tunggu...
Angga Bhakti Kusuma
Angga Bhakti Kusuma Mohon Tunggu... Tutor - Praktisi Koperasi, Konsultan Koperasi dan UMKM, Trainer Perkoperasian

Merupakan Seorang Praktisi Koperasi, Konsultan Koperasi dan UMKM, Trainer Perkoperasian. Memiliki pengalaman selama 15 Tahun berkecimpung di Dunia Perkoperasian

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kemerdekaan yang Dijajah

19 Agustus 2024   11:41 Diperbarui: 19 Agustus 2024   11:42 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Dirgahayu Indonesiaku yang ke 79 , sebuah usia yang matang untuk sebuah Negara yang meraih kemerdekaannya melalu perjuangan dan tumpah darah melawan penjajahan. Indonesia berhasil melewati masa-masa penjajahan melawan kolonial dan Jepang dan berhasil meraih kemerdekaannya pada 1945 yang diakui berbagai negara di Dunia. Kini diusia 79 tahun Indonesia menghadapi permasalahan yang lebih kompleks, di tengah semakin canggihnya dunia Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi, Indonesia harus bisa beradaptasi dengan kemajuan yang ada jika tidak bukan tidak mungkin semua ini akan menjadi Penjajahan Versi Modern yang bahkan dampaknya lebih dahsyat daripada zaman penjajahan Kolonial dan Jepang dahulu, karena dengan kecanggihan ilmu dan tekhnologi bisa langsung menyentuh dan mempengaruhi perorangan penduduk Indonesia. Di Usia 79 tahun ini juga akan ditandai dengan pergantian Rezim dimana setelah 10 tahun Rezim Presiden Jokowi akan berganti dengan Kepemimpinan Presiden terpilih Bapak Prabowo Subianto, ya walaupun di dalamnya masih ada sedikit bagian dari Rezim Jokowi dalam diri Wakil Presiden terpilih Mas Gibran. Naik turun kondisi Perekonomian dan Politik Indonesia selama 79 tahun ini berjalan, hal ini diikuti oleh kesejahteraan rakyat yang mengikuti naik turunnya ekonomi dan politik pada masa itu. Saya perhatikan kesejahteraan rakyat masih belum menjadi hal utama dalam perjalanan 79 Tahun Indonesia merdeka ini, hal ini dibuktikan dengan semakin tinggi tingkat kesenjangan Ekonomi dan sosial yang semakin tinggi dimana 90% rakyat Indonesia hanya menikmati 10% kue Ekonomi. Kondisi ini juga menurut saya diperparah dengan semakin kacaunya kondisi Politik dimana kita saat ini diperlihatkan secara terang benderang kongkalingkong elit politik yang hanya memperjuangan diri dan kelompoknya saja setelah kita melihat dan dipaksa menerima hasil pemilu Presiden 2024 yang penuh dengan kontroversi, saat ini juga kita dipertontonkan bagimana Rakyat dipaksa memilih calon-calon kepala daerah yang telah disetting secara bersama oleh elit-elit partai politik. Rakyat tak lagi memiliki kemerdekaan untuk memilih siapa pemimpin terbaik yang bisa memperjuangkan aspirasi dan nasibnya. Rakyat dipaksa untuk memilih orang yang sudah ditentukan oleh elit partai dengan kongkalingkong politik tanpa melihat apa aspirasi dari masyarakatnya. Buat para elit partai saat ini bukan nasib rakyat yang penting toh mereka telah berhasil memastikan kursi legislatif dan eksekutif, kini saatnya bagi mereka menaruh Raja-rajanya di daerah untuk memperjuang nasib mereka alih-alih menempatkan orang-orang yang memiliki komitmen membangun. Bagi rakyat mereka harus memperjuangkan nasibnya sendiri melawan kebijakan-kebijakan yang membuat hidupnya semakin berat, saat ini kenaikan harga BBM yang naik tanpa adanya perlawanan, naiknya biaya pendidikan dan harga-harga kebutuhan rumah tangga yang turut melambung tak lagi jadi isue utama bagi mereka yang katanya wakil rakyat, bagi mereka yang datang saat membutuhkan suara rakyat setelah itu lupa bahwa mereka berada disana atas mandat dari rakayat. 

Kemerdekaan memang telah 79 tahun mampu direbut dengan perjuangan para pahlawan dan leluhur bangsa ini, namun seperti kata Bung Karno "Perjuanganku lebih mudah karena melawan penjajah, namun perjuangan kalian akan lebih sulit karena melawan bangsa sendiri." Ucapan ini terbukti karena melawan Penjajah lebih mudah dibandingkan melawan Bangsa sendiri, melawan penjajah seluruh rakyat dapat bersatu dan berjuang  bersama, namun melawan Bangsa sendiri (Elit-elit Politik) yang memperjuangkan diri sendiri dan kelompoknya lebih sulit karena ini membuat rakyat terbelah-belah tak bersatu, ada yang berjuang melawan, ada yang terdiam acuh karena lelah dengan keserakahan yang dipertontonkan adapula yang menikmati tetesan-tetesan kue ekonomi dari golongan-golongantersebut. Wahai Bangsaku, ku percaya bahwa Indonesia akan menemukan cara nya untuk terus tumbuh dari jaman penjajahan kolonial sampa pada saat ini dimana Kemerdekaan Yang terjajah oleh mereka yang juga katanya merasa sebagai wakil dari Masyarakat. Ibu Pertiwi akan terus melahirkan patriot-patriotnya yang akan berjuang mewujudkan janji kemerdekaan. 

Indonesiaku teruslah tumbuh dan kuat,janganlah kita terpecah belah yang membuat kita lemah.

Indonesiaku teruslah Memberikan harapan pada kami yang kian tak percaya pada mereka yang berkuasa.

Indonesiaku Bangunlah, Bangkitlah dan lawanlah mereka yang ingin menguasai tanah airmu.

Indonesiaku tetaplah jadi tempat kami, anak, cucu kami tumbuh menjadi pejuang sejati

Selamat Hari Merdeka Indonesia-ku, walau Kemerdekaan mu sedang terjajah oleh mereka yang serakah. 


Terima Kasih

19 Agustus 2024, 11.38 WIB

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun