Â
                                    Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=YMflitCt1yI&t=17s
Pepatah menyebutkan Orang-orang yang beradab dan berilmu adalah mereka yang menjaga lingkungan supaya tetap bersih dan enak untuk ditinggali. Ruang kelas di sekolah merupakan lingkungan terkecil siswa, maka sepatutnyalah siswa sebagai manusia yang beradab dan berilmu  mampu membuat ruang kelasnya menjadi kelas yang nyaman  dan menyenangkan sebagai tempat yang bisa jadi penyemangat belajar
Menasehati siswa atau memerintah mereka melakukan kegiatan untuk mewujudkan kelas yang nyaman dan menyenangkan bukalah hal yang efektif, terkadang memberi nasehat itu hanya menempel sebagi teori saja tanpa adanya aksi. Bagaimana memunculkan motivasi intrinsik dari siswa, dan bagaimana menggali potensi yang dimiliki siswa sebagai aset sumber daya manusia yang dapat menggunakan ide dan daya kreatifitas merupakan kunci terwujudnya kelas yang nyaman dan menyenangkan sesuai dengan harapan mereka.
Visi sekolah
Visi sekolah dapat menjadi acuan dimana kita mulai berpijak, sekolah dengan visi "terwujudnya peserta didik yang berprestasi sesuai dengan , Langkah awal mewujudkan visi adalah dengan melakukan prakrsa perubahan. Kemudian buat pertanyaan utama dan selanjutnya mengajak siswa untuk bersama-sama berdiskusi melakukan Tahapan BAGJA yaitu (1) Buat pertanyaan; (2) Ambil Pelajaran; (3) Gali Mimpi; (4) Jabarkan rencana; (5) Atur eksekusi. Tahapan bagja merupakan sebuah pendekatan berbasis aset. Berikut ini contoh prakrsa perubahan, dan tahapan BAGJA dalam mewujudkan kelas yang nyaman dan menyenangkan (dari hasil analisis video https://www.youtube.com/watch?v=YMflitCt1yI&t=17s )
1.Visi sekolah
Terwujudnya peserta didik yang unggul dalam prestasi, kreatif mandiri sesuai dengan profil pelajara pancasila dan Peduli Lingkungan
2.Prakarsa Perubahan
Mewujudkan Kelas yang nyaman dan menyenangkan untuk belajar
3.Pertanyaan Utama
Bagaimana cara mewujudkan kelas yang nyaman dan menyenangkan untuk belajar
4.Tahapan BAGJA
Â
Dari tiap tahap yang dijelaskan, peran guru dalam mewujudkan ruang kelas seperti apa yang mereka impikan adalah sebagai caoach, guru melakukan percakapan dengan teknik coaching. Menuntun siswa untuk mengidentifikasi hal-hal yang mereka harapkan, lalu guru mengajak siswa berdiskusi hal-hal apa yang akan mereka lakukan, menjabarkan rencana dan terakhir adalah mengatur eksekusi melalui pembagian tugas megenai apa yang akan dilakukan, artinya disini bahwa guru hanya mengarahkan dan mendampingi siswa, menggali potensi siswa.
Mewujudkan kelas yang nyaman dan menyenangkan untuk belajar, tugas sebagai guru harus pandai mengenali aset dan dapat memanfaatan sumber daya sekolah untuk peningkatan kualitas pembelajaran murid. Â Dari hasil analisis terhadap video terlihat guru telah menggunakan pendekatan berbasis kekuatan aset/ modal. Modal yang telah digunakan adalah:
1.Modal Manusia
Menggali potensi siswa dalam hal kreativitas, kecakapan  dalam bidang seni dan hasil karya,
2.Modal Sosial
Siswa sebagai mahluk sosial ini juga dapat dimaknai sebagai investasi yang berdampak pada bagaimana manusia, kelompok, dan organisasi dalam komunitas hidup berdampingan, yaitu terjalin ketika saling bertukar pendapat dengan siswa dikelas lain
3.Modal politik
Melakukan diskusi untuk mencapai kesepakatan tentang hal-hal yang akan dilakukan, pembagian jadwal dan lain-lain
4.Modal Agama dan Budaya
Dalam menghias kelas membutuhka kraetivitas dan hasil karya yang berhubungan dengan budaya
5.Modal Fisik
Modal fisik berupa bangunan fisik kelas serta sarana yang ada didalamnya seperti bangku dan meja
6.Modal Lingkungan
Bisa berupa potensi yang belum diolah  yaitu lingkungan ruang kelas dalam upaya pelestarian alam dan juga kenyamanan  serta menyenangkan
7.Modal  Finansial
Dukungan keuangan yang dimiliki oleh sebuah komunitas yang dapat digunakan untuk membiayai proses  atau kegiatan. Ini tampak dari adanaya alat dan bahan yang dipersiapkan untuk menghias kelas.
Dengan menggunakan pendekatan berbasis aset maka mengenali aset akan menjadikan suatu harapan menjadi kenyataan dengan rasa optimisme, karena fokusnya terhadap hal-hal positif. kekuatan berpikir positif untuk pengembangan diri. Pendekatan ini merupakan cara praktis menemukenali hal-hal yang positif dalam kehidupan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H