Mohon tunggu...
Tuti ida fitriani
Tuti ida fitriani Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Walisongo

Tuti ida fitriani mahasiswa UIN Walisongo Semarang jurusan akidah dan filsafat islam

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Pandemi Covid-19 terhadap UMKM Telur Puyuh di Desa Banjaran

26 November 2021   07:33 Diperbarui: 26 November 2021   07:44 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

PENGARUH PANDEMI COVID-19 TERHADAP USAHA UMKM TELUR BURUNG PUYUH  DI DESA BANJARAN
Oleh :
Tuti Ida Fitriani
Fakultas Ushuluddin dan Humaniora Prodi Akidah dan Filsafat Islam
UIN Walisongo Semarang
Fitrianituti24@gmail.com

Kurang lebih sudah hampir tiga tahun dunia dilanda pandemi virus covid-19. Total kasus orang yang terkena covid-19 diseluruh dunia adalah 258 juta jiwa. Sedangkan di Negara kita sendiri Indonesia, total kasus covid-19 sudah mencapai4,25 juta jiwa. Selain bertambah banyaknya kasus yang positif, pandemi juga mempengaruhi ekonomi masyarakat. Alhasil karena peraturan PPKM, keharusan bekerja dari rumah, bahkan banyak dari pegawai pabrik yang terkena PHK karena system ekonomi tak berjalan dengan lancer seperti sebelum pandemi covid-19.

Desa banjaran yang  berada di selatan kabupaten kendal ini memiliki banyak sekali jenis UMKM didesanya. Salah satunya adalah umkm telur burung puyuh. Burung puyuh sangat mudah di pelihara dan dibudidayakan di Indonesia, terlebih lagi telur yang dihasilkan dari burung puyuh ini memiliki  banyak sekali manfaat. Selain di konsumsi sebagai makanan yang berbagai macam, telur burung puyuh juga menjadi obat. Telur puyuh mengandung sifat antioksidan yang dapat meningkatkan fungsi paru-paru secara keseluruhan. Tidak hanya itu, telur puyuh juga mengandung vitamin A yang tinggi dan juga selenium. Itu sebabnya, telur puyuh bisa secara ajaib menyembuhkan dan mengatasi masalah pernapasan seperti batuk, asma hingga TBC.

Dimasa pandemi yang masih berlangsung ini sangat terasa pengaruhnya terhadap umkm kecil di pedesaan seperti ini. Peternak merugi karena tidak dapat memasarkan telur burung puyuh sebanyak yang ada seperti sebelum pandemi. Dikarenakan PPKM, ditutupnya pasar dan swalayan, serta banyak rumah makan tidak membuka warung di masa pandemi. Akibatnya peternak tidak bisa memasok telur puyuh kepada konsumen dan memilih menjualnya kepada warga desa sekitar dengan harga yang sangat rendah.

Kesimpulan
Banyak sekali umkm terkena dampak akibat pandemi covid-19 ini. Agar tidak mengalami kerugian yang berarti, diperlukan kreatifitas dalam mengemas produk dagangan agar tidak mandek dan berakhir merugi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun