Mohon tunggu...
Heri Kusumaningsih
Heri Kusumaningsih Mohon Tunggu... Guru - Guru IPA SMP Negeri 2 Singaraja

Sedang menjalani proses belajar sebagai bekal masa depan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Green Chemistry - Untuk Masa Depan Lebih "Aman"

20 Desember 2023   16:22 Diperbarui: 20 Desember 2023   16:30 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Green chemistry atau kimia hijau adalah suatu model dalam proses pembuatan produk dengan mengurangi atau menghilangkan penggunaan bahan kimia yang berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Green chemistry mengedepankan suatu pendekatan terhadap perancangan, proses pembuatan, dan pemanfaatan produk-produk kimia sedemikian rupa sehingga dapat mengurangi serta menghilangkan dampak buruk suatu zat kimia terhadap lingkungan termasuk manusia. Konsep Green chemistry bertujuan untuk mengembangkan proses kimia dan produk kimia yang ramah lingkungan dan sesuai dengan pembangunan berkelanjutan. Prinsip-prinsip Green chemistry menekankan pada efisiensi materi dan energi, mengoptimalkan penggunaan bahan terbaharukan, pemanfaatan limbah, meminimalisir produk sampingan bahan beracun atau berbahaya, menghemat emisi zat berbahaya, dan mengutamakan bahan yang mudah terurai serta aman jika dibuang ke lingkungan.

Green chemistry atau kimia hijau pertama kali diperkenalkan oleh Paul Anastas dan John Warner pada tahun 1998. Sejak saat itu, Green chemistry telah menjadi topik yang semakin penting dalam dunia kimia dan industri, dan banyak organisasi dan perusahaan telah mengadopsi prinsip-prinsip Green chemistry dalam praktik mereka. Pada tahun 2005, American Chemical Society (ACS) membentuk Divisi Kimia Hijau untuk mempromosikan pengembangan dan penerapan Green chemistry. Sejak itu, Green chemistry terus berkembang dan menjadi semakin penting dalam upaya untuk mencapai pembangunan berkelanjutan.

Paul T. Anastas dan John C. Warner mengembangkan 12 prinsip Green chemistry yang bertujuan untuk mengurangi dampak lingkungan dari limbah industri dan menghasilkan produk yang lebih aman dan ramah lingkungan. 12 prinsip green chemistry tersebut antara lain:

  • Pencegahan (prevention): Lebih baik mencegah pembentukan limbah daripada mengolah atau membersihkannya setelah terbentuk.
  • Ekonomi atom (atom economy): Merancang proses kimia untuk memaksimalkan penggunaan semua bahan yang terlibat dalam reaksi kimia sehingga menghasilkan sedikit limbah.
  • Sintesis kimia yang tidak berbahaya (less hazardous chemical synthesis): Mengembangkan metode sintesis kimia yang menggunakan dan menghasilkan zat dengan kandungan lebih sedikit atau tanpa toksisitas terhadap kesehatan manusia dan lingkungan.
  • Perancangan bahan kimia yang lebih aman (designing safer chemicals): Merancang bahan kimia dengan sifat-sifat yang lebih aman, seperti tidak beracun dan mudah terurai.
  • Pelarut dan alat bantu yang lebih aman (safer solvents and auxiliaries): Menggunakan pelarut dan alat bantu yang lebih ramah lingkungan dan aman bagi manusia.
  • Desain untuk efisiensi energi (design for energy efficiency): Merancang proses kimia untuk efisiensi energi yang lebih tinggi.
  • Penggunaan bahan baku terbaharukan (use of renewable feedstocks): Menggunakan bahan baku yang dapat diperbaharui dan tidak bergantung pada sumber daya alam yang terbatas.
  • Mengurangi turunan (reduce derivatives): Merancang proses kimia untuk mengurangi jumlah langkah sintesis dan turunan yang dihasilkan.
  • Katalisis (catalysis): Menggunakan katalis untuk meningkatkan efisiensi reaksi kimia dan mengurangi penggunaan bahan kimia berbahaya.
  • Desain untuk degradasi (design for degradation): Merancang bahan kimia agar mudah terurai menjadi produk yang tidak berbahaya setelah digunakan.
  • Analisis real time untuk mencegah polusi (real-time analysis for pollution prevention): Mengembangkan metode analisis yang dapat mencegah polusi dengan mendeteksi dan mencegah pembentukan zat berbahaya selama proses kimia berlangsung.
  • Penggunaan bahan kimia yang lebih aman untuk mencegah kecelakaan (inherently safer chemistry for accident prevention): Menggunakan bahan kimia yang lebih aman untuk mencegah kecelakaan dan insiden yang dapat membahayakan manusia dan lingkungan.

Prinsip-prinsip ini bertujuan untuk membimbing para ilmuwan dan insinyur dalam merancang proses kimia yang lebih berkelanjutan dan produk kimia yang lebih aman bagi lingkungan dan manusia.

Latar belakang munculnya Green chemistry adalah kekhawatiran tentang dampak lingkungan dan kesehatan manusia dari limbah industri dan bahan kimia berbahaya. Seiring dengan pertumbuhan industri kimia, limbah dan polusi yang dihasilkan semakin meningkat dan berdampak negatif pada lingkungan dan kesehatan manusia. Selain itu, penggunaan bahan kimia berbahaya juga dapat menyebabkan kecelakaan dan bahaya bagi pekerja industri. Oleh karena itu, Green chemistry muncul sebagai solusi untuk mengurangi dampak negatif dari limbah industri dan bahan kimia berbahaya dengan mengembangkan proses dan produk yang lebih ramah lingkungan dan aman bagi kesehatan manusia. Selain itu, Green chemistry juga dapat memberikan keuntungan ekonomi dan kompetitif bagi perusahaan yang mengadopsinya.

Pemanfaatan Green chemistry mencakup berbagai aspek, termasuk pengurangan atau penghilangan penggunaan bahan kimia berbahaya, pengembangan metode kimia yang ramah lingkungan, efisiensi dalam penggunaan energi, pengurangan limbah produksi, pengurangan kecelakaan, produk yang lebih aman, perlindungan terhadap kesehatan manusia dan lingkungan, serta keunggulan kompetitif atas produk yang dihasilkan. Selain itu, penerapan Green chemistry juga melibatkan penggunaan zat-zat alternatif dan terbaharukan, termasuk pemanfaatan limbah pertanian atau biomass. Pendekatan ini juga memungkinkan penggunaan katalis reaksi dan proses kimia, reagen yang tidak beracun, sumber daya yang diperbaharui, peningkatan efisiensi atom, serta penggunaan pelarut yang ramah lingkungan dan dapat didaur ulang.

Green chemistry mencakup berbagai bidang kajian, termasuk kimia organik, kimia anorganik, kimia fisik, biokimia, dan ilmu lingkungan. Beberapa bidang kajian Green chemistry meliputi:

  • Desain molekul dan sintesis: pengembangan bahan kimia yang lebih aman dan ramah lingkungan melalui desain molekul dan sintesis yang lebih efisien dan efektif.
  • Katalisis: pengembangan katalis yang lebih efisien dan ramah lingkungan untuk mengurangi penggunaan bahan kimia berbahaya dan mempercepat reaksi kimia.
  • Pelarut dan alat bantu: pengembangan pelarut dan alat bantu yang lebih ramah lingkungan dan dapat didaur ulang.
  • Bahan baku terbaharukan: pengembangan bahan baku terbaharukan untuk mengurangi ketergantungan pada sumber daya alam yang terbatas.
  • Pengolahan limbah: pengembangan teknologi untuk mengolah limbah industri menjadi bahan baku yang dapat digunakan kembali.
  • Analisis lingkungan: pengembangan metode analisis untuk memantau dan mengukur dampak lingkungan dari proses kimia dan produk kimia.
  • Pendidikan dan pelatihan: pengembangan program pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang Green chemistry di kalangan ilmuwan, insinyur, dan masyarakat umum.

Dengan mengintegrasikan bidang kajian ini, Green chemistry bertujuan untuk menciptakan proses kimia dan produk kimia yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Beberapa contoh produk Green chemistry yang sudah ada di pasaran antara lain:

  • Bahan pembersih ramah lingkungan: Bahan pembersih yang terbuat dari bahan-bahan alami dan ramah lingkungan, seperti cuka, baking soda, dan minyak esensial.
  • Bahan kosmetik organik: Bahan kosmetik yang terbuat dari bahan-bahan organik dan alami, seperti minyak kelapa, shea butter, dan aloe vera.
  • Bahan pengemas ramah lingkungan: Bahan pengemas yang terbuat dari bahan-bahan ramah lingkungan, seperti kertas daur ulang dan plastik biodegradable.
  • Bahan baku terbaharukan: Bahan baku yang terbuat dari sumber daya terbaharukan, seperti bioetanol dan biodiesel.
  • Bahan kimia yang lebih aman: Bahan kimia yang dirancang dengan sifat-sifat yang lebih aman bagi lingkungan dan manusia, seperti surfaktan yang mudah terurai dan pewarna alami.
  • Bahan bakar alternatif: Bahan bakar yang terbuat dari sumber daya terbaharukan, seperti bioetanol dan biodiesel.

Produk-produk ini menunjukkan bahwa Green chemistry dapat diterapkan dalam berbagai industri dan produk, dan dapat menghasilkan produk yang lebih ramah lingkungan dan aman bagi manusia.

Penerapan Green chemistry ini dapat ditemukan dalam berbagai industri, termasuk industri farmasi, industri kimia, industri makanan, dan banyak lagi. Dengan menerapkan prinsip-prinsip Green chemistry, diharapkan dapat tercipta proses produksi yang lebih berkelanjutan dan produk yang lebih aman bagi lingkungan dan manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun