Satu dari dua orang perempuan berstatus kawin berani menanggung resiko menghadapi peran ganda sebagai pekerja dan ibu rumah tangga (BPS, Sakernas Februari 2016). Berbagai faktor yang mendorong perempuan berstatus kawin untuk bekerja, di antaranya karena pendidikan tinggi, kemampuan untuk maju dan berkembang karena ingin meningkatkan eksistensi diri, serta alasan paling mendasar khususnya pada keluarga miskin adalah untuk mendapatkan penghasilan tambahan dalam memenuhi kebutuhan rumah tangganya.
Dalam dunia modern, perempuan yang bekerja dapat didorong oleh beberapa faktor. Faktor tersebut antara lain: pertama berkaitan dengan transformasi struktural dalam bidang ekonomi dari pertanian menuju sektor industri dan jasa-jasa yang memungkinkan perubahan sistem dalam dunia kerja. Pekerjaan kasar beralih pada pekerjaan administrasi. Kedua, perkembangan teknologi yang memudahkan pekerjaan domestik. Peralatan elektronik modern telah mambantu dalam efisiensi waktu dan tenaga pekerjaan ibu rumah tangga.
Semakin mudah urusan domestik, semakin banyak waktu yang dapat digunakan untuk aktivitas lain, seperti bekerja. Ketiga, meningkatnya perbaikan sistem dalam dunia kesehatan yang menyebabkan risiko dan kerentanan anak terhadap penyakit menjadi turun. Sehingga si Ibu lebih ‘leluasa’ untuk meninggalkan anaknya untuk bekerja.
Namun bagi ibu yang bekerja dan memiliki anak di bawah 2 tahun pastinya akan mengalami pergulatan batin. Harus memilih antara merawat si anak atau bekerja. Terlebih lagi pemberian ASI bagi anak bawah umur 2 tahun adalah hak anak yang wajib dipenuhi.
Dari seluruh ibu yang memiliki anak usia di bawah 2 tahun yang sedang menyusui ada sekitar 31 persen terjun ke dunia kerja (BPS, hasil Susenas 2015, dikutip dari Statistik Gender Tematik: Ketimpangan Gender dalam Ekonomi). Hal ini tentunya menjadi dilema tersendiri bagi para perempuan tangguh ini. Oleh sebab itu, selayaknya tempat bekerja memberikan fasilitas yang layak bagi para Ibu menyusui untuk tetap dapat memberikan ASI, baik secara langsung maupun tidak langsung .
“Selamat hari ibu bagi para perempuan yang hebat”
Referensi:
KPPPA & BPS (2016a). Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2016. KPPPA:Jakarta
KPPPA & BPS (2016b). Statistik Gender Tematik: Ketimpangan Gender dalam Ekonomi. KPPPA:Jakarta
BPS (2016). Keadaan Angkatan Kerja di Indonesia Februari 2016. BPS: Jakarta
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H