Mohon tunggu...
Kang Yana
Kang Yana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Jujur adalah modalku

Simpel apa adanya

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[KC] Aku Akan Kembali

2 Oktober 2015   23:10 Diperbarui: 3 Oktober 2015   00:39 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kang Yana No; 46

 

" mengapa jadinya begini? andaikan aku tau dari awal,mungkin akan lain jadinya "

Aku tundukan kepalaku kebawah,aku tidak berani memandang wajahnya. Wajah itu membuatku serba salah,bimbang tak tentu arah. Apa yang harus aku katakan lagi kepadanya saat itu.

" mengapa jadi begini "

" kang "

" iya neng "

" sebetulnya waktu itu aku tau akang pulang,malah aku berharap orang kedua yang akang temui adalah aku "

Ternyata dibalik kegelisahanku setiap malam,aku tidak tau ada orang yang memperhatikanku. Disebalik sapamu itu ternyata dirimu mengharapkanku,tapi mengapa engkau diam Inah?...padahal setiap hari aku selalu lewat depan rumahmu ketika aku mau menjenguk ibu tiri. Dirimu hanya tersenyum ketika melihatku. Aku memang buta,buta karena hawa napsu,mengejar sesuatu yang tidak pasti. Hatiku lelah. Perjalanan hidup yang membawaku harus terjebak pada satu kesalahan tentang arti kebahagiaan,aku tak mengerti dengan semua ini dan tak semestinya aku pilih.

memang. Ketika aku datang,orang kedua yang aku temui saat itu adalah sahabatku yang pada suatu ketika aku penasaran dengan seseorang yang berada disitu. Kenangan itu yang membuat hatiku terus datang ketempat itu.

aku masih ingat lagi ketika itu,saat aku berduaan duduk dibangku sebuah warung,pacarku marah-marah ketika melihat kita mesra duduk berduaan. Itulah sebabnya,kemudian aku putuskan dia karena  aku tidak tahan dengan sikapnya yang terlalu itu. Dan hari itu ketika aku datang kewarung sahabatku iti,ternyata dirimu kembali ketempat itu. Yang membuat kita berjumpa dan melanjutkan kenangan yang dulunya tertunda.

Akan tetapi,rupanya dalam kegembiraan yang aku rasakan saat bersamamu itu tidak seperti yang aku harapkan. Keiklasan dan ketulusanku sering kali kamu permainkan. Dikala bersama,seolah-olah tiada apa yang berlaku,tapi dibelakangku kamu mencari-cari alasan untuk menyalahkanku yang membuat hatiku ini kecewa. Kecewa terhadap diriku sendiri. Kecewa karena terlalu yakin dengan buaian cinta semu'mu itu,belaian cintamu itu membuat aku lupa diri sendiri.

Betul kata orang,' walaupun kita telah memberinya makan dengan daging,apabila melihat tulang ditepi jalan,seekor anjing pasti akan mengambilnya walaupun perutnya sudah kenyang.' Namun aku tidak menyalahkanmu,yang aku salahkan diriku sendiri yang telah tergoda dengan perempuan malam sepertimu. Makanya walaupun hati terasa berat,aku harus meninggalkan kamu dengan rasa kecewa ini.Berjalan meninggalkan lorong-lorong kepalsuan cinta sesatmu itu,karena aku yakin kamu takan berubah.

" kang "

" iya neng "

" andaikan aku dapat meminta jodoh,aku ingin akang yang menjadi jodohku "

Mengapa jadinya begini?...disaat aku mau pergi dirimu muncul membawa senyuman untukku. Haruskah aku batalkan kepergianku karena ketulusanmu,ah...aku menjadi ragu dan bimbang,dalam hatiku berkata aku tidak ingin berpisah denganmu saat ini. Semenjak kita berjumpa hatiku merasa takut,takut kehilanganmu. Apakah ini yang dinamakan cinta?...tapi aku baru satu hari berjumpa denganmu Inah. Namun hatiku tidak bisa ku bohongi,mendengar ketulusanmu dan sikapmu aku menjadi yakin dalam hati. Engkaulah yang selama ini aku cari.

" terus kapan akang berangkatnya? "

Aku diam seribu bahasa,tak sanggup aku mengatakannya saat itu kepadanya. Aku tidak mau dia kecewa karena aku akan pergi meninggalkannya,namun harus bagaimana lagi aku harus pergi. Ku pegang kedua tangannya sambil kutatap wajahnya itu.

" neng....andaikan kita dipertemukan lebih awal,mungkin lain yang akan terjadi antara kita. Tapi terus terang aku katakan kepadamu,aku mencintaimu,aku sayang kepadamu neng. Aku janji,aku takan seperti dulu lagi,aku akan selalu mengingatimu karena dirimu sekarang adalah harapanku "

" aku juga berpikir begitu kang,mengapa kita baru dipertemukan sekarang,mungkin ini sudah kehendak Illahi. Kalau memang akang mau pergi-pergilah,tapi akang mesti ingat dengan kata-kata itu. Karena aku akan selalu menunggumu kang "

Kulihat wajahnya tertunduk,ingin rasanya ku usap air mata itu dipipinya. Tapi aku yakin,aku pergi untuk kembali. Kembali untuk membuktikan kata-kataku itu kepadanya,kini hanya bisa kutinggalkan sebuah cincin dan harapan sebagai ikatan cinta kita sebelum menuju kepintu kebahagiaan yang kita impikan bersama.

 

NB; Untuk membaca karya peserta lainya silahkan menuju akun Fiksiana Communiti

Dan silahkan bergabung di group FB Fiksiana Communiti

ilustrasi: fanpop.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun