Keringat dingin mengucur, Â nafas tersengal tatapan kami menanar, sekitika langsung lunglai.
"tuh mas pesawatnya sudah mundur" kata petugas bandara.
Ah petaka, terminal 3 bandara Soekarno hatta sekejap senyap, hanya deru nafas mengiba terdengar.
sia sia berlari dari Imigrasi ke pintu 2 keberangkatan. Semua luruh, mimpi berburu durian penang yang satu jam lalu terlihat begitu nyata, Â kini sudah menguap.
"Yo wis priwe maning, Kita pakai pesawat berikutnya"kata mas Yanto durian traveler dari Tegal yang sama sama tertinggal Pesawat .
Tur ke Penang sudah saya siapkan betul betul. Semua sudah terjadwal. dibantu durian traveler dunia Lindsay Gasik. Â Tur ke Penang bukan hanya sekedar mencicipi durian tapi juga pengalaman bertemu dengan pencinta durian dari seluruh dunia dan petani durian di sana.
"Ok deh mas, kita bisa mengulang tahun depan untuk tur hari pertama berkunjung ke kebun durian Duri hitam terbesar dunia dan mencicipi kerabat durian durio lowianus" kata saya lunglay.Â
Sudah saya prediksi tak bakal semudah ini, pasti ada drama, berkali kali firasat saya berkata. Tapi sudahlah pasti ada hikmahnya.Â
Dengan maskapai yang sama, hari menjelang sore kami tiba di Penang. Â Â Â Hangat matahari sore menggugah semangat saya berpetualang kembali. Â Sebagian rombongan sudah melalang ke kebun, Â kami yang tertinggal langsung ke base camp penginapan di Nature Fruit Farm Resort di daerah Kampung Genting, Â Balik pulau.Â
Bila dikatakan Penang surga durian begitulah adanya. Sepanjang jalan dari bandara arah balik pulau. Hutan durian terbentang menyangga tebing di pinggir jalan. Meski bukan tanaman asli pulau Penang, penanam durian sejak tahun 1848 digalakan untuk menahan erosi tanah pulau Penang yang berbukit bukit.Â
Tak sampai satu jam kami sampe di balik pulau, puluhan padagang durian berderet seperti kereta api. Berjejal dengan foto durian yang menarik pembeli. Â
Dari balik pulau kendaraan masih terus dipacu membelah kampung. Jalanan yang lebar mulai menyempit. Di sepanjang jalan pohon durian besar dengan jaring penyangga durian jatuh menjadi  pemandangan dikanan kiri jalan. Seperti kita sudah masuk sarang durian.
Bila tanpa pemandu, dijamin anda kesulitan menemukan Nature Fruit Farm.  Kebunnya nyempil diantara kebun kebun warga lainya. Tak seperti  rumah di Kampung, letak rumah kebun di sekitar nature Fruit Farm tak ada yang berdekatan. Â
Jangan bayangkan kampung Genting  seperti kampung kampung di pulau Jawa,  Kampung Genting lebih mirip desa desa di pedalaman pulau Seram. Semua terlihat alami seperti hutan tanpa pembangunan. Ilalang setinggi orang dewasa  berseling dengan kebun durian.Â
Pemandangan baru berubah begitu kita masuk nature Fruit Farm Resort. Â Jalan kecil di tata rapi seperti Resort di Bali. Muaranya sebuah bangunan memanjang dengan gaya oriental kental. Dibalik bangunan ratusan pohon durian terlihat berbuah.Â