Mohon tunggu...
Turky Ali
Turky Ali Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Program Studi Manajemen UPN "Veteran" Yogyakarta

Saya merupakan mahasiswa aktif S1 program studi manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis di UPN "Veteran" Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Ketidakhadiran Karyawan Merupakan Pelanggaran Terhadap Disiplin Kerja yang Merugikan Perusahaan

5 Juni 2024   07:00 Diperbarui: 5 Juni 2024   07:06 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketidakhadiran karyawan di tempat kerja sering kali dianggap sebagai bentuk pelanggaran terhadap disiplin kerja, yang mencakup ketaatan karyawan terhadap peraturan, kebijakan, dan prosedur yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Ketidakhadiran tanpa alasan yang jelas atau berulang kali dapat merusak disiplin kerja dan berdampak negatif pada berbagai aspek operasional perusahaan. Dalam ulasan ini, kita akan membahas lebih mendalam mengenai dampak ketidakhadiran, penyebabnya, dan cara mengatasinya, serta perspektif yang lebih luas tentang bagaimana ketidakhadiran dapat dianggap sebagai pelanggaran disiplin kerja.Ketidakhadiran adalah ketika seorang karyawan terus-menerus dan biasa tidak masuk kerja. Hal ini untuk menghindari cuti berbayar dan kejadian di mana bisnis menyebabkan waktu henti karyawan (Prater & Smith, 2011). Ketidakhadiran juga ditandai sebagai ketidakikutsertaan ketika seorang karyawan dijadwalkan untuk bekerja. Seluruh karyawan diandalkan untuk menjawab pekerjaan secara normal dan sesuai jadwal. Sedangkan disiplin adalah sebuah bentuk rasa tanggung jawab dan kewajiban keryawan untuk mentaati peraturan yang telah ditetapkan (Jepry & Mardika, 2020).

Ketidakhadiran karyawan dapat menyebabkan gangguan operasional. Setiap karyawan memiliki peran dan tanggung jawab tertentu dalam organisasi. Ketika seorang karyawan tidak hadir, beban kerjanya harus dialihkan ke rekan kerja lain atau, dalam kasus tertentu, pekerjaan tersebut tidak dapat diselesaikan tepat waktu. Hal ini dapat menurunkan produktivitas dan efisiensi kerja secara keseluruhan. Misalnya, dalam lingkungan manufaktur, ketidakhadiran karyawan pada posisi krusial dapat menghentikan lini produksi, menyebabkan penundaan dalam pengiriman produk, dan berpotensi menurunkan kepuasan pelanggan.Menurunkan produktivitas, ketidakhadiran karyawan dapat mengganggu proses kerja dan mengurangi kemampuan karyawan untuk berkontribusi pada tujuan perusahaan.  

Ketidakhadiran yang tidak terduga dapat merusak moral dan motivasi tim. Rekan kerja yang harus mengambil alih tugas tambahan dapat merasa terbebani dan tidak adil, terutama jika ketidakhadiran tersebut terjadi secara berulang dan tanpa alasan yang kuat. Rasa frustrasi dan ketidakpuasan ini bisa berdampak negatif pada semangat kerja tim dan akhirnya menurunkan kinerja secara keseluruhan. Karyawan yang sering tidak hadir juga dapat mengirimkan pesan yang salah kepada rekan kerja lainnya tentang standar perilaku yang diterima, yang bisa menurunkan tingkat disiplin di seluruh organisasi. 

Selain itu, ketidakhadiran yang sering juga dapat menciptakan masalah administrasi dan tambahan biaya bagi perusahaan. Perusahaan mungkin harus mengeluarkan biaya lebih untuk lembur atau mempekerjakan tenaga kerja pengganti sementara. Proses administrasi untuk mencatat dan mengelola ketidakhadiran juga memerlukan waktu dan sumber daya yang signifikan, yang seharusnya dapat digunakan untuk tujuan produktif lainnya.

Melihat dari dampak – dampak tersebut, perusahaan harus mampu menghadapi masalah serius mengenai ketidakhadiran dengan efektif. Perusahaan harus mampu melakukan prediksi terhadap ketidakhadiran karyawannya untuk menekan biaya yang harus dikeluarkan perusahaan. Selain itu, perushaan juga harus mampu mengevaluasi kondisi perusahaan sehingga mampu menekan tingkat ketidakhadiran karyawan mereka. 

Ketidakhadiran di tempat kerja dapat digambarkan sebagai “pola kebiasaan ketidakhadiran dari tugas atau kewajiban” Hal ini terjadi ketika karyawan tidak hadir atau terlibat dalam acara yang berkaitan baik langsung maupun tidak langsung dengan pekerjaannya. Secara umum, ketidakhadiran diyakini sebagai indikator utama buruknya kinerja .Ketidakhadiran yang tidak terduga menyebabkan beban kerja tambahan bagi staf lain dan mengurangi efisiensi kerja. Hal ini juga dapat mengakibatkan produktivitas rendah dan biaya langsung dan tidak langsung yang tinggi .Oleh karena itu perlu bagi organisasi yang sangat bergantung pada sumber daya manusia untuk mengembangkan dan menerapkan mekanisme prediksi ketidakhadiran untuk membantu manajer mengambil tindakan pencegahan terhadap ketidakhadiran karyawan untuk mengurangi biaya keuangan. 

Menurut (Onsardi & Putri, 2020) menyatakan disiplin kerja mempengaruhi kinerja karyawan, semakin tinggi disiplin kerja seseorang maka semakin tinggi kinerjanya . Disiplin kerja merupakan salah satu aspek yang memainkan peran penting dalam meningkatkan kinerja karyawan. Disiplin kerja merupakan suatu alat yang digunakan para manajer untuk berkomunikasi dengan karyawan mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Berdasarkan penelitian “Analisis Disiplin Kerja Karyawan” oleh Diah Pranitasari dan Khusnul Khotimah (2021), kehadiran kerja merupakan salah satu indikator dalam disiplin kerja. Disiplin kerja sangat penting dalam meningkatkan kinerja karyawan dan mempengaruhi jalannya sebuah perusahaan. Kehadiran kerja sebagai indikator disiplin kerja menunjukkan bahwa ketidakhadiran karyawan dapat dianggap sebagai pelanggaran disiplin kerja yang dapat membawa dampak negatif. Oleh karena itu, perusahaan harus mempertimbangkan faktor-faktor ini dalam mengatasi ketidakhadiran karyawan dan meningkatkan kinerja tim. Hal ini membuktikan bahwa ketidakhadiran karyawan merupakan salah satu bentuk pelanggaran dalam pelaksanaan disiplin kerja yang akan membawa dampak terhadap jalannya sebuah perusahaan. 

Ketidakhadiran karyawan dapat berpengaruh negatif terhadap kinerja perusahaan. Hal ini dikarenakan ketidakhadiran dapat mengganggu proses kerja dan mengurangi kemampuan karyawan untuk berkontribusi pada tujuan perusahaan. Pengaruh ketidakhadiran karyawan terhadap perusahaan dapat berupa penurunan kinerja karyawan dan perusahaan, serta meningkatkan biaya operasional. Ketidakhadiran karyawan merupakan masalah serius bagi perusahaan karena dapat menyebabkan kerugian finansial dan operasional yang signifikan.Faktor-faktor seperti usia, masa kerja, status pernikahan, kesehatan, dan jumlah anak dapat memengaruhi ketidakhadiran karyawan. Dalam beberapa penelitian, ketidakhadiran karyawan juga dikaitkan dengan faktor lain seperti kompensasi, budaya organisasi, dan kepuasan kerja. 

Perusahaan harus memiliki kebijakan ketidakhadiran yang jelas dan mudah dipahami oleh semua karyawan. Kebijakan ini harus mencakup prosedur untuk melaporkan ketidakhadiran, sanksi untuk ketidakhadiran yang tidak sah, dan dukungan yang tersedia untuk karyawan yang membutuhkan cuti karena alasan yang sah. Komunikasi yang baik antara manajemen dan karyawan juga dapat membantu mengurangi ketidakhadiran. Manajer harus berkomunikasi secara terbuka dengan karyawan tentang pentingnya kehadiran dan dampak ketidakhadiran terhadap operasi perusahaan. Selain itu, karyawan harus merasa nyaman untuk membicarakan masalah mereka dengan manajer.Terakhir, perusahaan harus mampu menciptakan lingkungan kerja yang positif dan kondusif, hal ini dapat membantu mengurangi ketidakhadiran. Ini termasuk memastikan kondisi kerja yang aman, menyediakan fasilitas yang memadai, dan membangun budaya kerja yang inklusif dan mendukung. Lingkungan kerja yang baik akan membuat karyawan merasa lebih nyaman dan termotivasi untuk hadir secara teratur. 

Ketidakhadiran karyawan memang dapat dianggap sebagai bentuk pelanggaran terhadap disiplin kerja, terutama jika terjadi tanpa alasan yang sah dan secara berulang. Dampak dari ketidakhadiran ini mencakup gangguan operasional, penurunan moral dan motivasi tim, serta masalah administrasi dan biaya tambahan. Namun, penanganannya memerlukan pendekatan yang seimbang antara ketegasan dalam menerapkan aturan dan empati terhadap kebutuhan karyawan. Dengan memahami penyebab ketidakhadiran dan mengambil langkah-langkah proaktif untuk mengatasinya, perusahaan dapat menjaga produktivitas, moral tim, dan operasional yang lancar. Menerapkan kebijakan ketidakhadiran yang jelas, meningkatkan komunikasi, menciptakan lingkungan kerja yang kondusif, dan memberikan dukungan kesehatan dan kesejahteraan adalah beberapa strategi efektif yang dapat membantu mengurangi ketidakhadiran karyawan. Dengan demikian, perusahaan dapat memastikan bahwa disiplin kerja tetap terjaga dan tujuan organisasi dapat tercapai dengan lebih efisien. 


Penulis : 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun