[caption id="attachment_130342" align="alignnone" width="587" caption="Rumah Bersejarah Bercat Hijau Milik Djiaw Kie Siong Saksi Bisu Detik-detik Proklamasi"][/caption] Perjalanan saya kali ini menghantarkan kesebuah rumah tua yang memiliki kaitan erat dengan sejarah bangsa Indonesia. Walaupun hanya semalam namun disini Soekarno dan Hatta sepakat untuk menulis Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia. Melakukan perjalanan ke Rengasdengklok bukanlah sebuah perjalanan biasa, melaunkan perjalanan napak tilas kisah pembuatan naskah proklamasi di rumah tua yang bercat hijau yang berlamatkan di Kampung Kalijaya, Kecamatan Rengasdngklok, Kabupaten Karawang Jawa Barat. [caption id="attachment_130344" align="aligncenter" width="300" caption="Pintu dan Jendela Masih Asli "][/caption] Ketika kaki ini tiba dihalaman rumah milik Djiaw Kie Siong, saya disambut oleh sosok perempuan tua yang sedang menjaga warung perisis di depan rumah tersebut. Setelah menjelaskan maksud dan tujuan datang ke rumah bersejarah ini. Iin (60) cucu dari Djiaw Kie Siong menceritakan sejrah rumah hijau ini. "Rumah ini yang asli tinggal bagian ruang tamu ini, teras, dan dua kamar yang di pakai Bung Karno dan Bung Hatta menginap" ungkap Iin sambil menunjukkan kedua kamar tersebut. [caption id="attachment_130345" align="aligncenter" width="300" caption="Di Kamar dan Ranjang Inilah Bung Hatta Menginap"][/caption] Iin menambahkan saat ini hanya kamar yang dipakai Bung Hatta saja yang tidak dipakai oleh keluarga, dan kamar yang ditempati Bung Karno sudah dipakai keluarganya. Iin menceritakan posisi rumah saat ini sebenarnya sudah berbeda dari aslinya, saya pun bingung maksudnya, kemudian ia menunjuk arah sungai citarum yang berjarak 100 m dari bangunan sekarang, barulah saya mengerti maksudnya. [caption id="attachment_130347" align="aligncenter" width="300" caption="Diperkirakan Disini Lokasi Awal Rumah Bersejarah Sebelum dipindahkan"][/caption] "Rumah ini dipindah dari tempat asal karena sering terjadi banjir dan proses pemindahan rumah ini dibantu oleh warga dan TNI" ujar Iin Ketika saya menanyakan apakah ada penghargaan dari pemerintah untuk sekedar memberikan bantuan untuk pemeliharaan atau tokoh penting yang datang kemari, Iin hanya menghela nafas. [caption id="attachment_130349" align="aligncenter" width="300" caption="Altar yang terdapat foro sang pemilik rumah dan Ir Soekarno"][/caption] "Dulu ada pemberian bantuan dari Balai Peninggalan Benda Bersejarah dan Keperpurbakalaan tatapi saat ini sudah tidak, untuh tokoh peting ada terakhir saya ingat Almarhum Sophan Sopian bersama ekspedisi merah putih. Ia kemudian menunjukkan buku tamu yang bersampul merah putih dan saya membaca nama Almarhum Sophan Sopian dan rombingan yang tergabung dalam Ekspedisi merah putih dan 100 Tahun kebangkitan Nasional. Iin kemudian meneruskan ceritanya tentang Rumah hijau ini, menurut Kakeknya, Djiaw Kie Siong, ketika Sokarno dan Hatta datang ia sama sekali tidak mengenal kedua sosok tersebut dan yang ia tahu hanya pasukan PETA yang mengantarnya. [caption id="attachment_130350" align="aligncenter" width="300" caption="Disini Lokasi Komandan PETA"][/caption] "Kata kakek sebelumnya ada perundingan dirumah komandan PETA yang sekarang jadi monumen perjuangan, dari sana terjadi beda pendapat dan dipindah kemari" papar Iin. Saya penasaran menanyakan kenapa memilih rumah ini? Iin pun menjawab kemungkinan pemilihan rumah ini karena berada di ujung jalan, sepi, dan memiliki pagar yang tinggi. "Ketika pagi datang mereka sudah tidak ada dirumah, bahkan kakekpun tidak tahu mereka pergi kapan" jelas Iin Dalam pembicaraan yang agak lama dengan Iin, ia mengutrakan beberapa fakta penting. 1. Dari beberapa tamu yang hadir kerumah hijau setelah proklamasi kemerdekaan, hanya keluarga presiden Soekarno yang kerap datang ke rumah tersebut. 2. Masih menurut Iin, Presiden SBY saat ini belum pernah berkunjung kerumah tersebut 3. Fakta lainnya hanya ada 1 Piagam Penghargaan itupun berasal dari pangdam Siliwangi yang tergantung di dinding Altar. Dalam meja altar selain foto mendiang Djiaw Kie Siong juga terdapat foto-foto lama Almarhum Presiden pertama RI Soekarno, saya merasa sosok Soekarno masih hadir disini. 4. Keluarga Iin mengagumi Soekarno dan Oleh sebab itu ketika diamanati untuk menjaga rumah inioleh kakeknya , Iin menyanggunya dan merawatnya lantaran rumah ini kerap dikunjungi wisatawan hingga saat ini. 5. Rumah Bersejarah ini pernah ada yang menawarnya untuk dibeli akibat kurangnya perhatian dari pemerintah daerah dan pusat, namun rumor itu ditepis oleh Iin, ia menceritakan pernah ada yang datang menawar tetapi kala itu ia hanya menggertak agar rumah ini diperhatikan oleh pemerintah. Setelah ngobrol dan mengambil gambar saya pamit dan tidak lupa menuliskan di buku tamu bersampul merah putih. Sesampainya dirumah saya memuka tumbukkan koran media Indonesia edisi Kamis 18 Agustus 2011 disana tertulis sanggahan Pemerintah Daerah dalam pihak ini Camat Rengasdengklok Sopandi yang menyebutkan setiap tahun Pemkab Karawang memberikan dana Pemeliharaan. Dalam Hati bergumam, uangnya ada tetapi mengalir kemana uang itu. Lantaran sang empunya rumah mengaku tidak pernah terima dana pemeliharaan. Tanya Kenapa? Kenapa Tanya?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H