Mohon tunggu...
Azis Turindra Prasetyo
Azis Turindra Prasetyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Fasilitator dan Staff HRD SAsi

Seorang yang gemar membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Money

Kapan Pasarku Jadi?

18 November 2011   07:34 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:31 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Kemunculan pasar sebagai sarana transaksi jual beli adalah unsur penting dalam roda kehidupan, dari pasar seseorang akan menjual hasil yang ia dapat untuk memperoleh kebutuhan lainnya. Saat ini keberadaan pasar tradisional semakain tersingi oleh pasar modern dan juga supermarket mini yang menggurita keberbagai pelosok negeri. Memang ada orang beranggapan bahwa membuka bisnis itu sah sah saja sepanjang tidak merugikan sekitar, fenomena pemilik modal yang notabene kuat mulai melirik dan menggulirkan modalnya didaerah  kecil yang notabene penduduknya masih setia dengan pasar khusunya pasar tradisional. Lambat laun sang pemilik modal menggusur mereka yang ada dipasar traadisional, lho kok bisa ? bayangkan saja mereka yang memiliki modal akan membangun mind set masyarakat untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari ditempat mereka, sebagai salah satu contoh mereka membuat gerai-gerai supermaket kecil terlebih dahulu yang melengkapi kebutuhan hidup sehari-hari mulai dari makanan, minuman, kebutuhan mandi bahkan sampai kebutuhan yang nyeleneh disediakan. Mereka membangun mind set bahwa mereka juga membuka supermaket juga membuka lowongan kerja padahal lowongan kerja diatur oleh perusahaan mereka yang ada dipusat dan orang-orangnya pun dari sana, jadi dimana orang lokalnya yang diberdayakan. Dengan strategi pemasaran yang anda mereka menciptkan iklim harga yang seolah-olah lebih murah ditempat mereka dengan menawarkan berbagai macam diskon dan spanduk serta brosur yang mencantumkan harga menggiurkan padahal mungkin sebaliknya? Setelah mereka menguasai mind set masyrakat maka mereka membuka supermarket besar bahkan hypermart yang lebih luas dan lebih besar, mereka membuat konsep lifestyle, nyaman, bersih, aman dan hemat. Dan bisa ditebak jika sistem dan mind set sudah terbentk maka tinggal menunggu waktu uang akan berputar disit-situ saja. Pasar Tradisional Mati? Ambil contoh kasus saja ketika saya tinggal di Solo, keberadaaan pasar tradisonal sempat terganggu walau akhirnya problema itu akhirnya dapat diminimalisasi, walaupun saat ini pedagang di pasar klewer resah karena omsetnya turun akibat adanya pusat grosir solo. Pemkot solo mencium aroma kelesuan itu oleh sebab itu ketika saya di Solo melihat nyata bagaimana pemkot solo melalui walikotanya Joko Widodo atau Jokowi saapaan akrabnya merespon kelesuan dipasar tradisional.  Mereka melakukan revitaslisasi pasar dengan membangun pasar dan menatanya agar pedagang dan konsumen nyaman dalam berbelanja, kemudian kedan kumuh dan jorok hilang. Kebijakan lainnya yang saya rasakan adalah adanya arisan pasar, jadi semacam festival pasar, pada sore hari hingga malam diadakan acara yang isinya menampilkan kebolehan pedagang pasar untuk unjuk kebolehan dibidang seni . Festival ini juga menjadi ajang silaturahmi dan juga saling bertukar pikiran antar paguyuban pedagang pasar dikota solo. Misalnya hari senin lokasi pertemuan di pasar gede kemudian seminggu kemudian yang menjadi tuan rumah di pasar kliwon begitu seterusnya. Dan yang paling menyita perhatian adealah penolakan jokowi terhadap dibangunnya Mall diarea bekas pabrik es Saripetojo, hal ini disambut gembira oleh para pedagang disekiar lokasi. Dibutuhkan perencanaan dan juga perhatian yang serius terkait masalah pasar ini , agar tidak ada yang dirugikan dan di zalimi. Pemerintah terutama pemerintah daerah harus tanggap dan cepat membaca situasi. Pasar Mangkrak Saya akan ambil contoh bagaimana lambannya pemerintah daerah mengambil tindakan dalam membela rakyat kecil. Saya sebenarnya sempat gembira ketika pasar Rawasari Karawang dibongkar untuk dijadikan bangunan yang baru dan dijadikan sebgai pasar tradisonal percontohan, dan dibangun deangan biaya yang tidak sedikit tentunya. Namun kondisi saat ini amat memprihatinkan, pasar Rawasari dibangun pada saat masa pemerintahan Bupati Dadang S Muchtar kemudian selesai pada saat Pemerinthan sementara yang dijabat oleh PLT. Ir. H. IMAN SUMANTRI, masa jabatan 17 Desember sampai dengan 27 Desember 2010. Setelah masa transisi selesai hingga terpilihnya bupati baru yang saat ini dijabat Drs. H. ADE SWARA, MH Dilantik Sebagai Bupati Karawang pada tanggal 27 Desember 2010 oleh Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, kondisi pasar rawasari belum juga berfungsi dan terkatung-katung hingga saat ini [caption id="attachment_144299" align="alignnone" width="640" caption="Pasar Jagalaya Rawasari Foto diambil tanggal 23 Desember 2010"][/caption] [caption id="attachment_144301" align="alignnone" width="640" caption="Pasar Jagalaya Rawasari Foto diambil tanggal 23 Desember 2010"][/caption] [caption id="attachment_144302" align="alignnone" width="640" caption="Pasar Jagalaya Rawasari Foto diambil tanggal 23 Desember 2010"][/caption] Dibawah ini akan saya lampirkan kondisi pasar rawasari yang tekatung-katung hampir satu tahun [caption id="attachment_144304" align="alignnone" width="640" caption="Masih Mangkrak dan terliha kumuh"][/caption] [caption id="attachment_144305" align="alignnone" width="640" caption="Tak Luput dari sasaran tangan Jahil"][/caption] [caption id="attachment_144306" align="alignnone" width="640" caption="Tulisan pun hilang"][/caption] [caption id="attachment_144307" align="alignnone" width="640" caption="Mengenaskan dan tidak terawat"][/caption] Ayo Bupatiku Kamu Pasti Bisa !!! Sebagai warga saya sangat menyayangkan kondisi ini, apabila tidak segera ada tindakan untk menghidupkan pasar ini maka sudah dipastikan berapa uang yang dihamburkan oleh pemerintah daerah dan juga kehilangan pendapatan daerah dari perputaran uang di pasar tradisional. Saya yakin bupati karawang atau siapa saja yang berwenang dan duduk dipemerintahan kabupaten Karawang mampu menjawab tantangan ini,  karena pasar tradisonal itu merupakan rumah bagi penjual dan pembeli bagaimana tidak, beberapa keunikan pasar tradisonal 1. Adanya seni tawar menawar harga yang tidak dijumpai dipasar modern 2. Adanya proses tatap muka antara penjual dan pembeli dari sini si penjual dan pembeli dapat melakukan komunikasi yang efektif dan juga mengetahui karakter pelangganya 3. Timbul rasa kekeluargaan, disampng urusan dagang, urusan yng lainpun bisa ada dipasar salah satu contohnya adalah pernikahan, jangan salah lho ada yang ketemu jodohnya dipasar, bahkan saking akrabnya ada yang kenal sampai keluarga besarnya Jadi jangan matikan pasar kami, hidupkanlah pasar kami, dan kapan pasarku jadi?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun