[caption id="attachment_125067" align="aligncenter" width="500" caption="Monumen Arc de Triomphe de l"][/caption] Tiga sekawan yang terdiri dari Budi, Adi dan Ridwan seperti biasa dibulan Ramadahan berkumpul bersama menunggu buka puasa atau ngabuburit istilah bahasa Sundanya. Kali ini gilaran rumah Budi yang menjadi tuan rumah acara kumpul tersebut. Tidak seperti remaja yang lain yang memanfaatkan ngabuburit dengan nongkrong ditempat keramaian atau mal-mal, tiga sekawan ini lebih senang berkeumpul bersama untuk membahas berbagai situasi dalam dilematikan kehidupan mereka yang mereka hadapi. Mulai dari kegiatan sekolah, diskusi karya ilmiah, perkembangan sepakbola baik dalam maupun luar negeri, hobi, bahkan mengomentari masalah politik negeri ini yang belakangan sedang menghangat akibat ditangkapnya salah satu buronan interpol. "Bud, kemaren pak RT Yudi dah ACC buat kegiatan pas tanggal 17an belom? tanya Adi membuka pembicaraan "Alhamdulillah beliau sudah ACC dan warga katanya  juga menyetujui kegiatan itu jawab Budi "Wah berarti giliran Gue dung sekarang, yang harus koordinasi dengan tim perkap" sambung Ridwan "Ya, wan sekarang giliran Ente yang koordinasi sebab kite bakalan datengin 100 anak dari yayasan yatim piatu dan beberapa veteran untuk memeriahkan acara pas tanggal 17an besok" sahut Adi sambil mengambil HP dengan sinyal Telkomselnya yang handal. Kampung Sukamakmur tempat berteduhnya tiga sekawan memang berencana mengadakan syukuran peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia sekaligus memeriahkan ramadhan tahun ini dengan kegiatan bakti sosial kepada anak yatim piatu dan kaum veteran pejuang Republik Indonesia. "Gue sangat bersyukur negeri kita akan merayakan ulang tahun yang ke 66 pada tahun ini tapi gue juga miris sob, masih banyak rekan-rekan kita yang masih kurang disana sini" ujar Adi "Di, ente jangan ngeluh gitu, sebagai generasi mude ini menjadi salah satu bagian pe'er kite, untuk menentukan arah pembangunan kedepan" celoteh Ridwan "Wuissss.... Berat banget kata-katamu Wan, tetapi memang ada benarnya sudah saatnya kita berfikir apa yang akan kita persiapkan untuk mengatasi masalah yang komplek ini sambung Budi. Lalu Adi mengelurakan sesuatu dari dalam tas yang ia bawa. "NIh sob, ane bawain buku testimoni kyai ane" kata Adi sambil menyodorkan CD dari Kyai Haji Abdullah GYmnastiar atau yang lebih akrab dipanggil AA Gym. "Owh ... ane tau maksud ente Di, pasti ente pasti mau bilang Mulai dari diri Kita Sendiri, betul ga? Jawab Ridwan Sok tahu. "Hahahaha.... kali ini tebakan elu bener sob, kite harus mulai dari kita sendiri jika elu-elu pada mau membangun negeri ini" ujar Adi dengan tersenyum bangga. Budi memberikan isyarat telunjuk di bibirnya dan sekejap saja kedua sekwan yang asyik mengobrol terfokus kearah Budi. "Aku bangga dengan kalian berdua dan aku juga punya keinginan untukk membenahi negeri ini agar seperti yang diamanatkan oleh UUD negara kita, yang berkeadilan dan mensejahterahkan rakyatnya"  tutur Budi "Tetapi aku juga punya mimpi lain yaitu ingin menimba Ilmu di Paris sebelum membangun negeri ini dan mengaplikasikan ilmu yang kuperoleh kepada ibu pertiwi" sambung Budi dengan bangga. Mendengar dan melihat Ekspresi yang dilontarkan Budi kedua sekawan yang mendengarkannya tertawa cekikikan, dan membuat Budi heran lalu ia melemparkan sebuah pertayaan kepada dua kawan setianya itu. "Tahukah kalian aku ingin ke Paris karena terinspirasi oleh karya Andrea Hirata dan juga ingin mengunjungi Arc de l'Etoile" ujar Budi menegaskan keinginanya "Apaan bud Arc de????? de apaan? ujar Ridwan dan Adi heran "Begini daripada kalian bengong aku akan ceritakan hikayat Arc de l'Etoile" guman budi sambil sumringah. Maka kedua sekawan yang tadinya menertawakan Budi menjadi terfokus untuk mendengarkan pria dengan kulit sawo matang dan memiliki rambut dengan tatanan seperti Bambang Pamungkas, Pesepakbola Nasional idolanya. Dan saat yang ditunggupun tiba Budi menghela nafasnya untuk menceritakan hikayat Arc de triompe de l'Etoile. "Hikayat ini akan aku ceritakan kepada kalian berdua dengan syarat kalian tidak boleh sedikitpun menyela atau memotong cerita ini,jika berani maka aku tidak akan meneruskannya" ujar Budi mewanti-wanti. Mendengar kalimat tersebut Adi dan Ridwan hanya mengangguk tanda setuju. Melihat ekspresi temannya yang menyanggupi syarat tersebut Budi akhirnya memulai ceritanya "L'arc de Triomhe de l'Etoile atau jika disingkat l'Arc de Triomphe terletak di Paris dikawasan yang dikenal dengan nama la place de liEtoile bertepatan dengan sebelah barat levenue des Chams-Elyses." ujar Budi mnegwali ceritanya "Ini merupakan monumen yang ingin ku kunjungi suatu saat aku pergi ke Paris, sebab monumen ini memiliki tinggi mencapai 55 meter dan lebar 45 meter dan saat ini monumen ini dikelola oleh le Centre de Monuments nationaux" sambung Budi dengan mimik serius menatap kedua rekannya yang semakin serisu mendengarkannya. "Taukah kalian monumen ini dibangun dibangun menghabiskan waktu hingga 30 tahun dengan zaman kekaisaran yang berbeda, dibangun mulai tahun 1806 hingga 1836" sambung Dengan mimik yang tambah serius. "Monumen ini sempat terhenti dalam pembangunannya akibat kejatuhan Napoleon Bonaparte dan akhirnya diresmikan oleh Raja Louis-Philippe yang sekaligus menandakan simbol kemenangan Perancis dan revolusi kekaisaran Napoleon" ujar Budi Suasana yang hening membuat Ridwan ingin menanyakan sesuatu kepada Budi namun hal ini segera dicegah Adi dengan menutup mulut Ridwan seraya mengingatkan jangan mencoba memotong cerita Budi jika ingin mengetahui Akhir hikayat ini. Setelah susana kembali kondusif Budi pun dengan kembali menghela nafas untuk meneruskan ceritanya. "Dan Taukah kalian aku juga terinspirasi dengan karya Dan Brown tentang Da Vinci Code yang mungkin saja belum terungkap di monumen itu" "Monumen itu menyimpan misteri bagi aku, ada 4 tema ukiran penting disana yaitu Le Depart, Le Triiomphe, Le Resistance dan Le Paix" ujar Budi mencoba Menjelaskan "Selain itu terdapat enam relif dasar yang menggambarkan revolusi kekaisaran yang terletak dibawah emapat tema ukiran utama" "Dan uniknya monumen ini dihiasi 30 Perisai dan perang yang dituliskan diatas perisai nama-nama perang dan masa kekaisaran. Ketika Budi hendak meneruskan ceritanya mucullah ibu Budi dengan membawakan makanan dan minuman yang disajikan untuk berbuka puasa nanti. "Nih ibu buatakan camilan singkong goreng dan juga es buah kesukaan kalian untuk berbuka, tinggal 10 menit lagi," ujar ibu Budi Tanpa dikomando Ridwan dan Adi mengucapkan terimakasih "Tahukah Kalian siapa genius yang mencipatakan monumen ini?" tanya Budi dan kedua sahabatnya hany menggeleng-gelengkan kepala tanda tidak tahu. "Dia adalah Jean Chalgrin, namun ia meninggal tahun 1811 dan karyanya dilanjutkan oleh Jean-Nicholas Huyot." "Dan Taukah kamu  ternyata L'Arc de Triomphe memberikan presfektif atas kota Paris ke arah 12 Jalan kembarnya yang keseluruhan membentuk Bintang". "Hebatnya lagi, jalan utama yang diberi nama l'Avenue Champs-Elyeses tepat pada tanggal 14 Juli saat hari perayaan Nasional Perancis dilaksanakan parade Tentara di sepanjang Champs-Elyses hingga berakhir di Arc de Triomphe" "Itulah sebabnya aku ingin ke sana seambil menimba ilmu juga ingin mengungkapkan keajaiban-keajaiban di Paris" tukas Budi mengakhiri ceritanya "Wah ... ane ikut sob ke Paris, ajak-ajak ya nanti" ujar Ridwan bersemangat "Gw Juga ikut ya Bud kalau Elu mau belajar Ke Paris" terang Adi tidak kalah bersemangatnya dengan Ridwan "Beres yang penting kita bermimpi dan memiliki niat yang sama untuk membangun mimpi kita dan membangun negeri ini, dan yang pasti seperti kata AA Gym Mulai dari kita sendiri dan mulai dari yang kecil, Setuju ?!! ujar Budi SETUJUUUUUU !!! ujar Adi dan Ridwan Secara Serempak Dan Adzan Magrib pun berkumandang yang pada akhirnya tiga sekawan ini berbuka puasa yang dilanjutkan Shalat Magrib dan berdoa semoga mimpi mereka bertiga diridhoi oleh Allah Swt. [Telkomsel Ramadhanku]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H