Manusia menggunakan dan dikelilingi teknologi hampir dalam setiap gerak kehidupannya. Terlebih lagi pada masa sekarang ini yang rata-rata orang sudah menggunakan ponsel yang dilengkapi dengan fitur-fitur dan aplikasi berbasis sosial media. Sosial media yang booming digunakan beberapa tahun belakangan ini antara lain facebook, twitter, instagram, line, bbm, dll. Dari berbagai macam sosial media yang ada, masing-masing individu tidak hanya memiliki satu-dua sosial media, melainkan menggunakan semua sosial media yang ada yang dipunyai ponselnya. Berdasarkan pengalaman pribadi, saya juga mengikuti arus dunia masa kini dan memiliki beberapa sosial media lebih dari dua yaitu seperti yang telah saya sebutkan tadi. Masing-masing individu yang memiliki bermacam-macam akun sosial media mempunyai tujuan yang berbeda-beda. Ada yang sekedar ingin mencari jejaring pertemanan, ingin ngehits dan bahkan sosial media digunakan untuk berbisnis online. Dalam hal ini saya akan membahas tentang orang-orang yang memanfaatkan sosial media untuk berkreasi.
Dalam tulisan saya ini saya mengaitkan antara fenomena yang sudah tidak asing lagi di sosial media yaitu meme dengan teori technological determinism. Meme merupakan salah satu bentuk kreativitas manusia yang disalurkan melalui gambar dan internet. Meme berasal dari bahasa Yunani yaitu mimesis yang artinya tiruan. Istilah meme pertama kali diperkenalkan oleh seorang ahli biologi, Richard Dawkins yang memaknai meme sebagai suatu unit informasi budaya (pemikiran, gagasan, ide, kebiasaan, lagu, fasion) yang membentuk pola-pola kebudayaan baru. Didalam meme sering kita dapati informasi-informasi atau pesan yang ingin disampaikan oleh kreator. Dalam dunia internet, meme diciptakan melalui proses-proses replikasi dan modivikasi yang tersedia di google. Selanjutnya pencipta gambar-gambar akan menambahkan sesuatu sesuai apa yang ingin disampaikan, biasanya kreator menambahkan teks-teks. Setelah itu meme yang telah jadi di-share melalui sosial media.
Betul akan apa yang dikatakan McLuhan pencetus teori technological determinism bahwa teknologi berpengaruh sangat besar dalam masyarakat. Dia mengemukakan bahwa kita membentuk peralatan kita dan mereka pada gilirannya membentuk kita. Tak beda dengan yang terjadi saat ini, manusia membuat teknologi dan mengembangkannya dan kemudian apa yang telah kita buat mempengaruhi kita sendiri dan membuat kita bergantung terhadap teknologi. Tatanan masyarakat terbentuk berdasarkan pada kemampuan masyarakat dalam menggunakan teknologi. Menurut McLuhan media berperan menciptakan dan mengelola budaya. Sama halnya dengan meme yang telah hadir dan menjadi budaya di kehidupan kita.
McLuhan membagi media menjadi dua yaitu media panas dan media dingin. Media panas adalah media yang tidak menuntut perhatian besar kepada sasarannya. Dalam menggunakan media ini pengguna tidak dituntut menggunakan daya imajinasinya karena makna dari informasi yang diterima sudah sangat jelas. Sementara media dingin adalah media yang membutuhkan partisipasi penggunanya yang cukup besar, media ini menuntut partisipasi aktif dari penggunanya. Dalam hal ini internet yang merupakan saluran penyampaian meme termasuk kedalam media panas namun juga dapat masuk kedalam media dingin, tergantung dari daya tangkap pembaca ataupun konteks yang diberikan oleh kreator. Dapat dikatakan masuk kedalam media panas karena konteks pesan atau informasi yang diberikan sudah cukup jelas untuk diterima siapa saja yang melihat meme tersebut. Pengguna hanya dapat melihat dan membaca terhadap apa yang disampaikan melalui meme itu. Sementara meme dapat dikatakan sebagai media dingin ketika konteks atau isi pesan dari meme tersebut sulit dimengerti sehingga mereka dibutuhkan imajinasi serta menciptakan makna sendiri melalui indra yang digunakan.
McLuhan menyatakan bahwa pesan atau informasi yang disampaikan media tidaklah lebih penting daripada media atau saluran komunikasi yang digunakan. Media atau saluran komunikasi memiliki kekuatan dan memberikan pengaruh kepada masyarakat, bukan isi pesannya. Sama halnya akan keinginginan kita untuk membaca dan melihat meme. Bukan informasi yang kita butuhkan melalui meme tersebut, melainkan sarana kita dalam membaca dan melihat meme, contohnya kita menggunakan sosial media.Menurut McLuhan pula orang-orang cenderung mementingkan isi pesannya dan seringkali tidak menyadari bahwa media yangmenyampaikan pesan tersebut juga mempengaruhi kehidupannya. Terkadang kita juga mementingkan isi dari meme yang kita baca dan kita lihat, tanpa menyadari bahwa media yang kita gunakan mempengaruhi kita.
Keberadaan jejaring sosial menjadi lahan yang subur bagi proses pengembangan meme. Kebanyakan meme berisi candaan atau humor yang dibuat dari kehidupan sehari-hari, kejadian masa lalu dan topik yang sedang dibicarakan masyarakat saat ini. Para kreator terkadang sengaja membuat bahan tertawaan dengan parodi-parodi. Tentu saja apa yang disampaikan melalui meme bukan selalu berisi sesuatu yang positif, melainkan juga tak luput dari sesuatu yang berisi negatif dan malah banyak yang menggunakan meme dengan bertujuan negatif. Kembali mengingat bahwa internet dan jejaring sosial tidak hanya digunakan oleh orang dewasa namun juga digunakan oleh anak-anak dan remaja. Dari bermacam-macam meme selalu ada meme yang terkesan mengejek dan bahkan berbau porno. Anak-anak dan remaja dapat membuat segala sesuatu menjadi candaan dan mengerti tentang seks dan berpacaran melalui gambar-gambar yang ada dalam meme. Dan secara kondisi psikis mereka belum siap dan belum saatnya mengerti akan hal itu.
Dampak-dampak yang diterima terhadap para pembaca dan pelihat meme antara lain:
1. Menganggap segala sesuatu dapat dibuat candaan, terkadang hal yang seharusnya tidak patut dapat dibuat bahan tertawaan
2. Pembaca menjadi kecanduan dan ingin selalu mengikuti post mengenai meme
3. Membuat para pembacanya lupa waktu karena asyik membaca dan tertawa-tertawa melihat dan membaca meme
4. Membuat para pembacanya tidak sopan karena meme juga memberikan kata-kata yang bersifat tidak pantas
5. Membuat pembacanya tidak bermoral dari meme yang memberikan gambar-gambar tentng sesuatu yang berbau porno
6. Membuat pembaca seolah-olah membutuhkan seorang pacar
7. Pembaca menggunakan meme sebagai sarana sindiran
Namun bukan berarti semua yang disampaikan melalui meme bersifat buruk, banyak pula meme yang isinya memotivasi dan memberikan kita pengetahuan dunia politik yang tidak kita pahami walaupun disertai dengan candaan. Dengan ini diharapkan para kreator meme kreatif dalam menciptakan meme-meme baru dan mengurangi dengan banyak unsur-unsur negatif. Dan sebagai pembaca dan pelihat meme, dari hal ini diharapkan kita dapat mengerti mana yang patut dan mana yang tidak patut.
Â
Referensi
Morissan. 2013. Teori Komunikasi. Jakarta: Kencana
news.indonesiakreatif.net/geliat-visual-meme/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H