Kawan, aku baru saja mulai menulis sebuah buku. Buku ini dengan terpaksa aku tulis karena aku ingin menyampaikan sesuatu yang selama ini terendam di dalam benakku. Aku tidak mungkin berbicara pada banyak orang dan menjangkau sekian juta rakyat Indonesia dari sebuah mulut kecil yang Tuhan berikan pada wajahku. Ada sebuah dorongan untuk menyampaikan pada orang banyak, secuil dari apa yang aku alami sebagai sebuah pengetahuan yang mungkin juga layak untuk diketahui orang lain, yang membutuhkan informasi ini.
Dari semua media yang ada, aku tetap memilih buku. Ada sebuah perasaan yang akrab bila aku memegang sebuah buku, membacanya, baik sambil tidur, duduk, diperjalanan bahkan juga di kamar mandi sebagai tempat paling favorit. Ya, aku memilih media buku sebagai tempat aku mengungkapkan tulisanku, karena aku suka buku. Bisa sih..baca di tablet atau HP, tapi takut konslet, karena tempat favoritku banyak mengandung air. Kalau buku, biar lecek sekalipun, aku tetap membacanya. Entah dengan anda?
Selamatkan diriku, mungkin itulah inti dari apa yang aku tulis di buku. Selamatkan diriku maksudnya adalah, sebuah upaya bagi diri kita pribadi untuk membebaskan diri dari berbagai dogma dan doktrin yang selama ini kita terima dalam kehidupan kita di dunia. Sayangnya dogma dan doktrin ini begitu bertebaran di dalam, apa yang selama ini orang bilang ‘agama’.
Agama yang seharusnya membebaskan diri kita dari kebodohan, pertikaian, permusuhan bahkan peperangan, malah justru mengarahkan kita pada hal – hal negatif tersebut? Apa yang salah dengan agama? Jangan – jangan kita sendiri yang salah paham dengan agama kita sendiri. Jangan – jangan, selama ini kita mendengarkan agama hanya dari informasi copy paste yang tidak jelas asal usulnya dan tidak bertanggung jawab dengan apa yang disampaikannya. Jangan - jangan kita beragama cuma karena keturunan saja?
Aku menulis dan mewujudkannya menjadi buku, agar aku memiliki ruang yang lebih luas untuk menggugah kesadaran masyarakat bangsa ini. Buku tersebut akan mewakili aku, untuk menjadi teman anda para pembacanya. Bukulah yang akan menjadi teman dialog anda nanti. Sebuah dialog yang akan memporak porandakan jiwa pembacanya, sebuah dialog di kedalaman batin anda sendiri. Hingga akhirnya, jutru kedamaian dan kebahagiaan akan berlimpah di bumi pertiwi ini.
Itulah fungsi buku bagiku, kawan. Aku menulis buku agar manfaat informasi yang aku terima, dapat juga diterima oleh orang lain, dapat bermanfaat. Aku menulis buku karena ingin berbagi. Suatu hari kelak, buku hasil tulisanku akan terpajang di lemari buku aku sendiri, tersusun berderet bersama buku – buku lain dari penulis – penulis yang aku sukai, dan siapa tahu akan ditempatkan di lemari buku anda suatu hari. Boleh kok nanti bacanya di toilet. :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H