Mohon tunggu...
tunggal pras
tunggal pras Mohon Tunggu... Novelis - mahasiswa

menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Love

FAKTOR RESILIENSI BAGI LAKI-LAKI SAAT MENGALAMI PUTUS CINTA

30 Mei 2024   14:30 Diperbarui: 30 Mei 2024   14:39 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://benuanta.co.id/index.php/2023/06/28/pandangan-psikolog-dampak-putus-cinta-pada-remaja-ini-tips-obati-patah-hati/115006/12/07/01/

FENOMENA

Beberapa orang menganggap putus cinta adalah hal wajar yang terjadi dalam suatu hubungan percintaan ada juga yang menganggap bahwa putus cinta adalah hal yang traumatis bagi dirinya yang sangat takut bila terjadi kembali pada dirinya, selain daripada itu putus cinta juga dapat memberikan dampak negatif bagi individu yang menyangkal dan menolak perasaan yang dirasakan pada saat mengalami kesedihan saat mengalami putus cinta, seorang individu tersebut akan merasakan kecewa, menyesal, takut, dan menderita (Amanda Sugiarto et al., 2021)  Merasa stress, marah, cemas, dan tertekan saat merasakan putus cinta adalah hal yang wajar, tetapi jika terlalu berlebihan dan dirasakan dengan jangka waktu yang panjang, seperti sedih selama berbulan-bulan atau penyesalan yang tak kunjung selesai hal itu dapat menyebabkan masalah besar seperti depresi (Indah Aska et al., 2022).

Adapun suatu peristiwa putus cinta juga bisa menyebabkan gangguan depresi hingga sampai kepada percobaan bunuh diri atau mengakhiri kehidupannya sesuai dengan data melalui kompasiana (Dwi Sidabalok, 2024) Pada usia remaja (15-24 tahun) memiliki persentase depresi sebesar 6,2%. Depresi berat akan mengalami kecenderungan untuk menyakiti diri sendiri (self harm) hingga bunuh diri. Sebesar 80 – 90% kasus bunuh diri merupakan akibat dari depresi dan kecemasan. Kasus bunuh diri di Indonesia bisa mencapai 10.000 atau setara dengan setiap satu jam terdapat kasus bunuh diri. Menurut ahli suciodologist 4.2% siswa di Indonesia pernah berpikir bunuh diri. Pada kalangan mahasiswa sebesar 6,9% mempunyai niatan untuk bunuh diri sedangkan 3% lain pernah melakukan percobaan bunuh diri. Depresi pada remaja bisa diakibatkan oleh beberapa hal salah satunya ketika putus cinta.

Seperti yang terjadi pada tahun 2022 seorang pria dengan nama lengkap Fajar Labatjo ia mengakui bahwa dirinya hampir saja melakukan hal bodoh dengan melakukan percobaan mengakhiri hidupnya dengan cara ingin lompat dari salah satu jembatan yang ada di gorontalo karena sudah memiliki perasaan sesak yang sangat mendalam saat kekasihnya memutuskan hubungannya dengan Fajar dan lebih memilih jalan bersama pria lain.

Dari masalah putus cinta yang dialami pria sudah bisa dikatakan mengalami gejala depresi biasanya seperti : kehilangan minat dan kebahagiaan, penurunan energi, mudah lelah setelah melakukan aktivitas walaupun aktivitas tersebut sedikit, lalu ada juga gejala lainnya seperti berkurangnya konsentrasi, perhatian, harga diri dan kepercayaan diri (Zakiyah, 2014).

Dalam fenomena ini resiliensi dianggap penting supaya seseorang yang sedang mengalami masa keterpurukan mendapatkan sebuah cara untuk segera bangkit, dan tidak melakukan hal-hal yang tidak diinginkan, resiliensi ini sangat cocok bagi individu yang sedang mengalami keterpurukan baik dialami oleh wanita maupun laki-laki, resiliensi dapat dilakukan tidak hanya saat putus cinta saja melainkan keadaan ini dapat digunakan bagi individu yang merasa kehilangan atau ditinggalkan, baik kehilangan saudara, sahabat, orangtua dan bahkan pasangan hidup. Pada masa resiliensi biasanya individu akan mengurangi kebiasaan-kebiasaan yang buruk secara pelan-pelan atau bertahap, ini merupakan suatu bentuk cinta diri yang dilakukan individu karena dirinya telah mampu dari keterpurukan, bukan makin larut dalam keterpurukan yang dialami.

 

TEORI

Pada (Diana Andika Putri, 2018) Dari adanya fenomena yang terjadi jika dikaitkan dengan Psikologi Positif seseorang yang telah mengalami putus cinta akan memiliki beberapa faktor resiliensi yang  membuat dirinya bangkit dari masa keterpurukannya tersebut, Menurut Reisnick, dkk (2011), terdapat empat faktor yang mempengaruhi resiliensi pada individu, yaitu:

1. Self Esteem

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun