Mohon tunggu...
Tundung Memolo
Tundung Memolo Mohon Tunggu... Penulis - Tentor dan Penulis Buku

Pembelajar yang senantiasa suka akan kata-kata

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Melek Laut dengan Literasi Geomaritim

30 Januari 2025   15:15 Diperbarui: 30 Januari 2025   14:20 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia, tapi anehnya, banyak orang masih berpikir seolah kita tinggal di negara kontinental. 

Laut sering dianggap hanya sebagai batas wilayah atau tempat liburan, padahal peranannya jauh lebih besar. Inilah alasan mengapa literasi geomaritim seharusnya menjadi hal yang wajib dipahami oleh setiap warga negara.

Ketika kita bicara tentang literasi geomaritim, yang dimaksud bukan sekadar tahu bahwa Indonesia punya banyak pulau dan laut yang luas. Ini lebih dari itu. 

Literasi geomaritim berarti memahami bagaimana laut berpengaruh terhadap ekonomi, lingkungan, budaya, bahkan politik dan pertahanan negara. 

Laut bukan sekadar tempat mencari ikan atau jalur perdagangan, tetapi juga ruang hidup yang harus dikelola dengan bijak agar tetap lestari dan bermanfaat bagi generasi mendatang.

Sayangnya, kesadaran akan pentingnya laut masih rendah. Banyak yang belum memahami bahwa sektor maritim menyumbang perekonomian dalam skala besar, baik dari perikanan, pariwisata bahari, hingga perdagangan global yang sebagian besar bergantung pada jalur laut. 

Dengan memahami potensi ini, masyarakat sebenarnya bisa memanfaatkan laut lebih baik, entah dalam bentuk bisnis perikanan yang lebih berkelanjutan, pengembangan wisata yang ramah lingkungan, atau inovasi dalam energi laut.

Lebih jauh lagi, ada aspek geopolitik yang perlu diperhatikan. Indonesia memiliki batas laut yang berbagi dengan banyak negara, dan tidak jarang terjadi konflik atau klaim yang tumpang-tindih. 

Tanpa pemahaman tentang hak maritim, seperti Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), kita bisa saja kehilangan potensi besar dalam mengelola sumber daya laut kita sendiri. Hal ini sering kali dimanfaatkan oleh pihak asing yang lebih paham tentang hukum laut ketimbang masyarakat kita sendiri.

Kemudian, ada juga persoalan ekologi. Laut sedang menghadapi ancaman besar, mulai dari pencemaran plastik, perubahan iklim, hingga eksploitasi berlebihan. Sayangnya, banyak yang masih berpikir bahwa laut adalah tempat sampah raksasa yang bisa menelan apa saja. 

Tanpa pemahaman tentang dampak aktivitas manusia terhadap laut, kita hanya akan mempercepat kehancuran ekosistem yang menjadi penopang kehidupan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun