Pernikahan adalah momen sakral yang mengikat dua hati dalam janji suci, dan momen ini sejatinya tidak membutuhkan kemewahan untuk membuatnya bermakna. Sayangnya, banyak pasangan yang merasa harus mengikuti standar sosial tentang bagaimana sebuah pernikahan "seharusnya" dirayakan---dengan pesta besar, gedung mewah, dan biaya yang fantastis. Padahal, jika ditelaah lebih dalam, inti dari pernikahan itu sendiri justru sederhana: sahnya ijab qabul, cinta yang tulus, dan kebahagiaan yang dibangun bersama.
Memilih mengadakan resepsi minimalis adalah langkah bijak yang tidak hanya memudahkan pasangan, tetapi juga memberi ruang bagi kebahagiaan sejati. Bayangkan menggelar resepsi yang hanya dihadiri oleh keluarga inti, teman-teman dekat dari berbagai fase kehidupan, serta lingkungan sekitar yang mengenal baik pasangan. Suasana menjadi lebih hangat, akrab, dan terasa personal, jauh dari kesan formal atau kaku. Tidak perlu gedung mewah, cukup dengan memanfaatkan balai desa atau halaman rumah yang dihias sederhana namun rapi.
Keputusan untuk merayakan secara sederhana juga menghindarkan pasangan dari tekanan finansial yang sering kali timbul akibat ambisi menggelar pesta mewah. Uang yang dihemat dari tidak menyewa gedung mahal, tidak memesan outfit bermerk, atau tidak menyewa artis hiburan, bisa dialokasikan untuk kebutuhan yang lebih penting, seperti tabungan masa depan, rumah, atau pendidikan anak kelak. Lagipula, resepsi hanyalah sarana untuk mengumumkan kepada masyarakat bahwa pasangan telah resmi menikah. Selama informasi ini tersampaikan dengan baik, tidak ada alasan untuk memaksakan sesuatu yang di luar kemampuan.
Kesederhanaan dalam sebuah resepsi juga membawa dampak positif bagi suasana pernikahan itu sendiri. Tamu yang hadir benar-benar orang-orang yang peduli dan mendoakan kebaikan, bukan sekadar memenuhi kewajiban sosial. Dalam lingkup yang lebih kecil, interaksi menjadi lebih bermakna, percakapan lebih hangat, dan kenangan yang tercipta jauh lebih intim.
Lebih dari itu, memilih resepsi minimalis juga menunjukkan keberanian untuk fokus pada hal yang benar-benar penting dalam pernikahan: komitmen dan cinta yang tulus antara pasangan. Pernikahan bukan tentang seberapa banyak orang yang hadir atau seberapa megah dekorasinya, tetapi tentang perjalanan bersama yang dimulai dengan restu dari keluarga dan lingkungan.
Memang, setiap pasangan tentu ingin momen pernikahannya menjadi spesial dan berkesan. Namun, hal itu tidak harus diwujudkan dengan pesta besar atau kemewahan. Kesederhanaan tidak akan mengurangi kebahagiaan, justru akan mempertegas makna sejati dari pernikahan itu sendiri. Resepsi minimalis adalah pilihan yang tidak hanya bijaksana, tetapi juga penuh dengan kehangatan dan keberkahan. Jadi, katakan "ya" pada resepsi minimalis dan nikmati kebahagiaan sejati yang tidak diukur dari megahnya perayaan, melainkan dari kedalaman maknanya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI