Makan bergizi gratis (MBG) adalah salah satu inisiatif penting yang tidak hanya mendukung kesehatan anak-anak, tetapi juga memberikan dampak positif jangka panjang pada kebiasaan makan mereka.
Dalam konteks ini, MBG dapat menjadi solusi efektif untuk mengatasi pola makan anak-anak yang cenderung monoton, terutama pada generasi yang terbiasa mengonsumsi daging ayam sebagai lauk utama, atau yang sering disebut "generasi chicken." Anak-anak ini umumnya kurang akrab dengan sayuran, bahkan cenderung enggan mencobanya. Kebiasaan ini dapat memengaruhi kualitas asupan nutrisi mereka dan berdampak pada kesehatan jangka panjang.
Dengan program MBG, anak-anak memiliki kesempatan untuk mengenal berbagai jenis makanan, terutama sayuran yang sering kali kurang diminati.Â
Sajian makanan yang beragam dan seimbang dalam program ini membantu anak-anak memahami bahwa nutrisi tidak hanya berasal dari daging, tetapi juga dari sayuran, biji-bijian, dan makanan sehat lainnya.Â
Selain itu, MBG dapat menjadi media edukasi kuliner bagi anak-anak, mengenalkan mereka pada rasa, tekstur, dan manfaat kesehatan dari berbagai jenis makanan.
Tantangan Pola Makan Anak: Kebiasaan Monoton dan Kurangnya Edukasi
Banyak anak-anak yang terbiasa mengonsumsi makanan cepat saji, jajanan yang kurang higienis, atau makanan yang mengandung saus berlebih. Hal ini tidak hanya berisiko bagi kesehatan mereka, tetapi juga membatasi pengalaman mereka dalam mencoba makanan sehat. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya edukasi tentang pentingnya makanan bergizi dan pola makan yang seimbang. Dalam hal ini, peran guru dan orang tua menjadi sangat penting.
Peran Guru dan Orang Tua dalam Mengubah Kebiasaan
Guru di sekolah memiliki peran strategis dalam mengintegrasikan edukasi gizi ke dalam aktivitas belajar sehari-hari. Mereka dapat memanfaatkan program MBG untuk mengajarkan anak-anak tentang pentingnya makanan bergizi, baik secara teori maupun praktik. Misalnya, guru dapat menjelaskan manfaat masing-masing jenis sayuran dalam menu makan, atau bahkan melibatkan anak-anak dalam kegiatan seperti berkebun di sekolah untuk menanam sayuran.
Di sisi lain, orang tua juga memegang peranan penting. Orang tua dapat memperkuat kebiasaan makan sehat di rumah dengan memberikan contoh nyata dan menciptakan suasana makan yang menyenangkan. Mereka dapat mengolah sayuran dengan berbagai cara menarik agar anak-anak tertarik mencobanya.Â
Kolaborasi antara guru dan orang tua ini sangat penting untuk memastikan bahwa kebiasaan makan sehat dapat diterapkan secara konsisten baik di rumah maupun di sekolah.